Dibawah jembatan mereka saling becanda, tertawa melepas penat setelah seharian berkeliling mengamen menggunakan gitar kecil yang sebnernya sudah harus diganti. Baju lusuh yang setiap hari dipake bahkan mungkin tidak pernah diganti sudah menyatu dengan badan para anak-anak jalanan ini.
Anak-anak punk sering mengisi waktu dengan memperdalam wawasan keagamaan, rutin membaca Alquran, dan menghafal surat-surat pendek serta doa-doa setelah sholat.
Tidak sembarangan dalam merekrut anak punk yang ingin bergabung dalam komunitas ini, karena untuk mencegah terjadi nya hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun komunitas berisi anak-anak punk jalanan namun sudah banyak terkenal di kalangan masyarakat khususnya di Jakarta.
“kami disini ga sembarangan juga mas buat anak-anak punk yang pengen gabung jadi kami agak selektif sih untuk memilih mana yang cocok buat gabung, terus kalo udah gabung kita minta jamninan minimal KTP, kenapa? Soalnya kita gamau ada anak komunitas yang berbuat onar diluar Sanaa nanti kan jadi nyoreng nama Punk Tebet Peduli.Terus kalo misalkan ada yang ketangkep sama satpol pp kita jadi gampang buat bantu nya juga jadi itu tujuan kita lebih selektif dalam meilih si bang”.
Donasi terus berdatangan untuk mendukung terus komunitas ini. Bantuan yang berbentuk seperti Alquran,sarung,dan tatakan untuk membaca alquran. Membuktikan kepada masyarakat tentang stigma mereka tentang anak punk selama ini yang memandang negatif mereka.
“Kami cuman pengen buktiin aja ke semua orang bahwa kita itu ga seburuk yang mereka pikirkan bang kami disini juga punya rasa kemanusiaan dan kami juga melakukan kegiatan yang postif jadi orang-orang dibawah kolong jembatan sini juga ga ngusik kita karena mereka tahu kegiatan kita dan kita juga gapernah macem-macem”.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI