Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia Bahagia Bila Selaras Alam.....

6 September 2021   09:43 Diperbarui: 6 September 2021   09:58 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagaimana mungkin ada setan? 

Setan selama ini dianggap sosok yang menggoda manusia. Apa kepentingannya? 

Jika jawabannya merefer ke kitab suci, maka yang muncul adalah karena setan dikutuk oleh Tuhan untuk menggoda manusia. Untuk apa pula menggoda manusia? 

Tuhan tidak berkepentingan menggoda manusia. Hanya manusia ge-er saja yang merasa hebat diuji Tuhan. memang siapa manusia sehingga Tuhan menggoda manusia. 

Konsep pikiran manusia yang merasa berkepentingan bahwa Tuhan mengirimkan setan untuk menggoda manusia adalah konsep ke ge-er an manusia bahwa manusia dibutuhkan Tuhan. 

Arogansi bahwa kita merasa hebat menjadikan manusia terperosok semakin dalam dari sifat sejati diri manusia. Sejati diri manusia adalah selaras dengan alam. 

Pengaruh lingkungan membuat manusia semakin jauh dari sifat alam. 

Kambing Hitam?

Setan tidak ada. Jika ada yang namanya sosok setan, apa untungnya bagi dia menggoda manusia? Mungkin ada yang menjawab, agar bersama jadi penghuni neraka. 

Memang ada neraka? Lantas untuk apa Tuhan menciptakan neraka? 

Bukankah seluruh semesta ini indah karena Tuhan? Jika Tuhan Maha Indah, tiada lah yang dinamakan neraka. Semuanya surga.... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun