Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Nama Tuhan adalah Label dari Kita

19 Januari 2019   07:27 Diperbarui: 19 Januari 2019   07:40 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nama Tuhan

Nama Tuhan diberikan oleh kita manusia atas dasar keinginan atau kemauan kita. Dia tidak pernah menyebutkan diri Nya sebagaimana kita inginkan. Lucunya ada nama atau sebutan yang kita tidak suka untuk diberikan kepada Nya. Maha Pemarah atau Maha Berbicara.

Kita sebut Dia sebagaimana keinginan kita. Maha Pengampun misalnya. Nama ini kita berikan dengan tujuan agar kesalahan atau yang lebih dikenal oleh umum sebagai dosa atas percatan kita diberikan pengampunan. 

Namun lucunya kita berbuat kebalikan. Misalnya ada seseorang yang berbuat kurang atau bahkan tidak sesuai dengan kemauan atau keinginan kita, kita dengan keras menolak untuk memberikan maaf atau ampun.

Alasan Para Suci dianiaya

Karena kita sering mengeluh dan meminta, kita berikan nama Tuhan sebagai Yang Maha Pemberi dengan tujuan Dia akan berikan. Demikian juga kita selalu berharap Dia akan mendengarkan permintaan kita, maka kita berikan nama Tuhan sebagai Maha Mendengar.

Kita tidak senang untuk mendengar kata Tuhan. Karena itu kita tidak memberikan sebutan sebagai Maha Berbicara. Karena bila Dia berbicara tentu yang disampaikan tidak sesuai dengan keinginan kita. Itu sebabnya banyak para suci dianiaya atau bahkan dibunuh; mereka berbicara atau menyuarakan pesan Tuhan. 

Sesungguhnyalah mereka mewakili suara Tuhan untuk berbicara. Namun karena yang disampaikan atau disuarakan bertentangan dengan kenyamanan indrawi, maka kita anggap sesat.

Pesan Mulia

Pesan mulia merupakan kodrat dasar yang yang harus dilakoni oleh manusia, karena itulah potensi asli yang dikandung dalam diri manusia. Suara para suci dapat dipastikan membawa manusia ke arah potensi sejati diri manusia sebagai makhluk mulia atau shreya; pesan yang menyatukan.

Di lain sisi, sifat dasar manusia sebagian besar berkeinginan untuk memecah belah. Ini disebabkan karena sifat ego yang selalu ingin mendapatkan kenyamanan diri sendiri. Sedangkan pesan para suci berlandaskan kepentingan umum. Oleh sebab itu doa yang paling tepat adalah doa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun