Mohon tunggu...
Hensi Margaretta
Hensi Margaretta Mohon Tunggu... Konsultan - Pendidik, Trainer, Konsultan, Professional Coach

Fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan 2, International Certified of Master Trainer of Education, Master Trainer of FIRST-ADLX, Associate Consultant of NICE Indonesia, ROOTs Consultant

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanamkan Karakter Gotong Royong Melalui Kegiatan Manting di SD Negeri 5 Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

9 Januari 2023   13:54 Diperbarui: 9 Januari 2023   14:02 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kegiatan Perawatan Tanaman Sawi dan Jahe/Dokpri

"...perlulah anak-anak kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki 'pengetahuan' saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat 'mengalaminya' sendiri, dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya." (Ki Hadjar Dewantara)

Pendahuluan

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki hajar Dewantara telah mengisyaratkan dalam kalimat di atas mengenai pentingnya peserta didik mempelajari hal-hal di luar kelas, selain pelajaran di dalam kelas. Belajar di dalam kelas pada hakikatnya dapat membantu peserta didik memahami bahwa belajar di sekolah memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari di luar kelas.

Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan Kurikulum Merdeka pada Februari 2022 yang lalu, yang memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Dengan demikian, peserta didik memiliki pembelajaran yang beragam, termasuk pengembangan aspek keterampilan dan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari di luar kelas atau sekolah.

Pendidikan Berbasis Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Maka, pelajar Indonesia perlu memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di abad ini. Dengan demikian mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan global serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.

Sejalan dengan hal tersebut, Kurikulum Merdeka menghendaki pelajar di sekolah memiliki dimensi untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik. Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab pertanyaan besar terhadap kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia terhadap peserta didik itu sendiri. Profil Pelajar Pancasila dapat dibangun melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, dan ekstrakurikuler, serta Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sendiri merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dan tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual yang terjadi di sekitar mereka dan memikirkan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungannya

Projek tersebut merupakan proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitar melalui tema yang telah ditetapkan. Oleh karenanya P5 memiliki tujuan untuk membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila melalui 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, Berkebhinekaan global, Gotong Royong, Mandiri, dan Bernalar Kritis. 

Projek Manting SD Negeri 5 Banyuasin III

Salah satu Projek Penguatan Profil Pancasila yang diangkat oleh SD Negeri 5 Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan adalah Manting. Sekilas kata Manting mirip dengan kata Mantang, yang merupakan bahasa lokal daerah Banyuasin yang berarti menyadap (karet). Sedangkan kata Manting sendiri tidak memiliki arti apapun karena ia hanyalah singkatan dari Pemanfaatan Tanaman di Lingkungan Sekitar Sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun