Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Luis Milla, Pelatih Timnas Garuda Mulai dari Nol

14 Januari 2017   09:06 Diperbarui: 14 Januari 2017   09:17 3142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Milla (Sumber Foto Zimbio)

Pelatih Timnas Garuda Senior dan U-23 semakin jelas mengarah kepada Luis Milla Aspas. Hal ini mengacu pada kabar dari Kedutaan Besar Republika Indonesia (KBRI) di Spanyol yang manyatakan bahwa salah satu calon pelatih timnas Garuda pilihan PSSI, Luis Milla Aspas akan berkunjung ke Indonesia. Dubes, Yuli Mumpuni Widarso mengungkapkan hal tersebut bahwa mantan Pelatih Timnas Spanyol U-21 tersebut akan bertolak ke Jakarta, pada Selasa (17/1/2017).

Untuk pelatih Timnas U-19 dan U-16, Exco PSSI sudah mempunyai dua nama yaitu pelatih Bali United Indra Sjafrie atau mantan asisten pelatih timnas senior, Wolfgang Pikal sebagai calon-calon pelatih U-19. Sedangkan untuk kepelatihan timnas U-16, akan dipilih satu dari dua calon pelatih, yakni pelatih Celebes FC, Rudy Eka Priyamba atau mantan pelatih timnas junior, Fachry Husaini.

Kedatangan Milla ke Jakarta nanti terkait dengan proses penunjukkannya sebagai pelatih timnas Garuda. Pelatih asli Spanyol tersebut diundang oleh federasi sepakbola Indonesia-PSSI untuk membahas dan mempresentasikan program yang ia tawarkan bagi Timnas Indonesia. Apakah presentasi program ini akan semakin mengarah pada kontrak yang akan ditandatangani kedua belah pihak? 

Jika melihat agenda kedatangan Milla ke Jakarta nampaknya PSSI sudah menentukan pilihan kepadanya. Apalagi dikabarkan calon pelatih lainnya Luis Fernandez jika sepakat dengan PSSI, dia akan tetap tinggal di Eropa dan merasa keberatan untuk menetap di Indonesia. Fernandez akan membuat jadwal tersendiri ke Indonesia dalam program kepelatihannya. Hal ini yang tidak diinginkan oleh PSSI.  Pelatih Timnas diharapkan harus menetap di Indonesia.   

Pelatih-pelatih asing yang sukses menangani Timnas Garuda.  Pelatih Tony Pogacnik, asal Yugoslavia. Dia menangani timnas selama enam tahun sehingga mampu membawa Ramang dan kawan-kawan ke Olimpiade 1956 dan merebut perunggu Asian Games 1958 di Tokyo. Saat itu Indonesia dikalahkan Korea Selatan di semifinal dan hanya memperebutkan medali perunggu dan berhasil mengalahkan India 1-0.  

Pelatih  Wiel Coerver, asal Belanda, yang mengantar timnas ke final Pra-Olimpiade 1976. Saat itu hanya tinggal selangkah lagi lolos ke Olimpiade Montreal jika saja tendangan pinalti Anjas Asmara menjebol gawang Korea Utara di Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan disaksikan 120 ribu penonton. Pelatih Belanda ini sebenarnya sudah meninggalkan fondasi sepakbola usia dini di Indonesia dengan program dan kurikulumnya. Namun entah sekarang apakah masih digunakan atau tidak oleh PSSI?  


Ada juga pelatih Anatoli Polosin asal Rusia yang berhasil mengantarkan  Timnas Garuda merebut emas SEA Games 1991 di Manila. Saat itu Indonesia di final mengalahkan Thailand dalam adu penalti setelah dalam waktu normal kedudukan masih draw. Ferril Raymond Hattu mempersembahkan emas sepakbola SEA Games untuk yang kedua kalinya setelah SEA Games 1987 Jakarta.  

Mereka bisa mencapai hasil seperti itu bukan saja karena didukung oleh tersedianya pemain-pemain berkualitas.  Pogacnik, Polosin dan Coerver juga mendapat otoritas penuh dan jangka waktu bekerja yang relatif lama untuk berlatih,  beruji coba, dan merekrut pemain baru. Dengan demikian mereka bisa dengan tuntas menerapkan program kepelatihannya.  Sebenarnya hal ini  tidak jauh berbeda dengan kondisi yang pernah diberikan PSSI kepada Alfred Riedl. Ternyata pelatih asal Austria ini  hanya menghasilkan dua kali final Piala AFF.

Bagaimana dengan Mila?  Dia akan memulai dari nol menangani Timnas Garuda. Mungkin dalam memilih pemain juga dari nol lagi sudah pasti Timnas yang sudah terbentuk akan dibongkar total. Pola bermain, skema dan organisasi permainan, filosofi dan komunikasi, semuanya kembali mulai dari nol.

Hal yang paling dikhawatirkan adalah jangan-jangan Milla malah belum tahu apa-apa tentang profil sepak bola kita? Budaya sepakbola, kepribadian pemain, karakter dan potensi mereka, semuanya harus dipelajari dari nol.  Apakah cukup waktu bagi Milla untuk mempelajari semua hal tersebut?

Jawabannya akan kita saksikan nanti saat Timnas Garuda beraksi. Bravo Indonesia.

#hensa14012017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun