Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dialog dari Masa Lalu

19 Oktober 2025   15:51 Diperbarui: 19 Oktober 2025   16:32 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pixabay

Baru saja aku menghabiskan tegukkan terakhir kopi pahit dari cangkir hitam di hari yang dingin ini. Begitu juga artikel sepak bola sudah diposting di Kompasiana. 

Tetiba saja ponselku berbunyi. Kulihat nomornya tidak dikenal artinya tidak ada dalam daftar nomor di ponselku. Dalam hati aku bertanya siapa sepagi ini sudah telpon. Aku mengangkat ponsel sambil menyapa: "Hallo!" 

"Hai Hen!" Suara merdu dari seorang wanita. "Lupa nggak sama aku?" Tanya wanita itu di seberang sana. Aku hanya berpikir siapa wanita ini. Aku masih terdiam menebak-nebak ketika wanita penelpon itu tertawa kecil. 

"Aku teman sebangkumu waktu SD dulu." Katanya masih sambil tertawa. Ini tawa yang selama ini aku kenal, lepas dan manja. Apakah benar wanita ini dia? Pikirku. 

"Ya Tuhan. Kamu ini bener Anita Tan temanku waktu SD?" Aku tidak bisa menyembunyikan rasa kagetku. "Kamu tahu darimana nomor ponselku?" 

"Aku dapat dari Erika." Aku terdiam mendengar nama Erika. "Hen kamu pasti baper ya denger nama Erika." Kata Anita sambil kembali tertawa. 

Aku mengenal Anita Tan, seorang gadis Tionghoa, sosok gadis kecil pada masa SD itu. Tawa yang renyah dan manja sampai kinipun tawa khas Anita tidak berubah. 

Sebelum mengenal Erika di bangku SMP dan SMA, aku mengenal Anita Tan saat masih di bangku SD. Waktu itu gadis cantik ini adalah sosok yang untuk pertama kalinya membuatku terpesona dengan kecantikan khas seorang gadis. 

Mungkin aku harus jujur bahwa Anita adalah pesona pertama dari seorang gadis yang pernah kukagumi sejak SD sampai dengan SMP, dimana saat itu adalah masa-masa puber dari seorang remaja baru gede. 

Namun selama itu pula aku dan Anita hanya sekedar sahabat tidak lebih dari itu. Lain halnya ketika aku mengenal Erika, perasaanku kepada gadis anggun ini tidak bisa lagi dibendung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun