Berat rasanya harus mengucapkan salam perpisahan dengan kalimat Selamat Jalan Ramadan. Ketika selama sebulan penuh bersama Ramadan aku temukan kedamaian lahir batin yang hadir dalam setiap helaan nafas kehidupan.Â
Selama sebulan penuh diri ini ditempa dengan berbagai ujian dan cobaan agar mampu menahan diri dari setiap rayuan setan yang terkutuk.Â
Banyak kenangan yang kudapatkan selama Ramadan. Bagaimana aku akrab dengan bersujud di sepertiga malam. Bagaimana setiap tutur kata terucap penuh hikmah, penuh makna.Â
Bagaimana setiap kalimat dari bibir ini selalu menjamin keselamatan bagi sesama. Bagaimana aku menerapkan Sabda Rasulullah bahwa Orang Muslim adalah yang sesama Muslimnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.Â
Berpuasa di bulan Ramadan layaknya seperti bercengkerama denganNya. Bagaimana tidak karena itu aku berkomitman kepadaNya untuk menjaga puasaku hanya untukNya.Â
Semua kulakukan karena Dia berjanji bahwa ibadah puasa itu khusus untukNya, oleh karenanya Dia pulalah yang langsung akan memberikan pahalanya.Â
Ramadan telah mengajarkanku untuk mampu menghindarkan diri dari ahlak tercela. Menahan diri dari amarah, berbicara kotor dan tanpa guna, takabur dan arogan.Â
Ramadan telah membawaku menjadi hamba yang sabar, selalu bersyukur dan rendah hati. Menjadikan hati penuh dengan aura ikhlas dan jujur, tawakkal, khauf dan zuhud.Â
Zuhud adalah memalingkan diri dari kehidupan duniawi. Tidak mudah untuk menerapkan zuhud, tetapi selama Ramadan bagaimana aku mampu menahan diri dari setiap nafsu duniawi.Â
Ramadan melalui KuasaNya memberikan cahaya ke seluruh relung hati sehingga memahami bahwa akhirat itu lebih baik dari duniawi karena akhirat adalah kekal tiada batas waktu.Â