Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sekilas tentang "Sweet Sugar" (6): Teknologi Pengolahan Air Limbah Pabrik Gula

12 Juli 2020   15:41 Diperbarui: 12 Juli 2020   16:52 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengolahan Limbah Cair Pabrik Gula (Foto Dokumen Pribadi/Hensa) 

Namun metode SAL hanya membutuhkan lahan yang relatif lebih kecil dengan waktu retensi yang lebih singkat. Juga SAL memiliki kelebihan dalam hal jenis mikroba yang sudah terseleksi dari hasil temuan riset di laboratorium.

Prinsip kerja SAL adalah menguraikan air limbah yang masuk dalam IPAL dengan menggunakan mikroba pengurai. Melalui 4 kolam aerasi yang secara simultan bekerja selama 24 jam sebelum air buangan tersebut diendapkan dalam kolam pengendapan.

Di kolam pengendapan dipisahkan antara endapan dan cairan. Endapan bisa dikeringkan untuk digunakan sebagai pupuk rabuk. Sedangkan cairannya berupa air yang sudah terolah bisa digunakan sebagai air irigasi untuk kebun tebu.  

Kriteria air buangan yang masuk ke dalam kolam aerasi yang mengandung mikroba tersebut harus sesuai dengan kriteria dasar yaitu kadar COD maksimum 1000 mg/l, pH 6-7, suhu 37-38 derajat Celcius.

Dengan pengolahan metode SAL ini cemaran air buangan bisa diturunkan menjadi sekitar 100-300 mg/l yang sesuai dengan kriteria air irigasi. Air tersebut bisa kembali digunakan untuk pengairan kebun tebu.

Teknologi ini sudah banyak diterapkan beberapa PG di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Daftar Pustaka

  1. Anonim, 2009. Kriteria Penilaian PROPER. Workshop Sosialisasi dan Klarifikasi Data Pemantauan Kualitas Air dan Udara Industri Agro. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.
  2. Bratasida, L., 1999. Audit Lingkungan dan Produksi Bersih. Bapedal. Jakarta.
  3. Coutier,P.L., 1995. Prospects of the Development of Environmental Management System and Environmental Audit in Indonesia. Conference on Environmenmental Technology and Business Opportunities. Jakarta.
  4. Kurniawan,Y., 2000. Sistem Biotray untuk Efisiensi Penggunaan Air di Pabrik Gula. Pertemuan Teknis P3GI. Surabaya.
  5. Kurniawan,Y., 2005. Minimisasi dan Pemanfaatan Limbah Industri Gula. Workshop Peningkatan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Industri Gula.
  6. Kurniawan,Y., 2005. Teknik Pengolahan Limbah Pabrik Gula. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan.
  7. Lora, E.S., L.H. Jativa. 1999. Pollution Control in The Sugar Cane Industry.
  8. Lora, E.S., F.P. Arrietta, R.C. Carpio, L.A.H. Nogueira, 2000. Clean Production: Efficiency and Environment. Int.Sugar Journal 102(1279): 343-351.
  9. Pratomo, Hanafi, Prasetyo. 1999. Strategi Penyelamatan Lingkungan yang Dilaksanakan Perusahaan. Lokakarya Lingkungan. Surabaya.
  10. Rustiawan, A., 1995. Design and Implementations of Enveronmental Management System. Conference on Environmenmental Technology and Business Opportunities. Jakarta.
  11. Suyudi, Yudi. 2001. Pengelolaan  Limbah B3 Industri Gula. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.
  12. Wong, S.H.L., Ragen, A.K., Julien, M.H.R. 1996. Sugar Factory Waste Water Management Strategies for Environmental Protection in Mauritius. In: Wilson,J.R., D.M. Hogarth, J.A. Campbell, A.L.Garside (ed). Sugarcane - Research Towards Efficient and Sustainable Production: 266-268.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun