Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ternyata Pelatih Thailand U-23 Ini Bicara Bukan Omong Kosong

23 Maret 2019   08:02 Diperbarui: 23 Maret 2019   21:16 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alexandre da Gama, Pelatih Thailand (Foto FAThailand.org)

Garuda Muda berhasil menjuarai Piala AFF U-22 di Kamboja dengan mengalahkan Thailand 2-1 di final di Stadion Nasional Olimpik, Phnom Penh, Kamboja, 26 Februari lalu. Pada waktu itu pelatih Thailand asal Brazil, Alexandre da Gama Lima mengatakan bahwa Indonesia belum melihat tim utama Thailand U-22. Ternyata benar hal itu bukan omong kosong.

"Saya ingin membuat yang terbaik dari setiap kompetisi yang kami ikuti. Kami ingin pemain terbaik di setiap posisi. Kami melihat Vietnam dan Indonesia bergabung dengan kami di kualifikasi Piala Asia di Vietnam. Kami harus melakukannya dengan baik karena mereka masih belum lihat tim utama kami," kata Gama yang juga mantan pelatih Buriram United tersebut seperti dilansir Goal.com (28/2/19).

Saat itu sekilas pernyataannya seakan melecehkan kemenangan Indonesia dalam final tersebut dan menganggap kekalahan mereka tidak perlu terjadi jika Tim Utama Thailand yang bermain.

Namun belakangan ternyata hal tersebut akhirnya menjadi bukti ketika pada matchday pertama dalam kualifikasi Piala Asia U-23 di Stadion My Dinh, Hanoi Jumat (22/3/19), Tim Utama Thailand U-23 berhasil mengalahkan Timnas U-23 dengan skor meyakinkan 4-0 (The AFC.com 22/3/19).

Pernyataan Alexandre Gama  bukan sekedar omong kosong melihat performa Thailand U-23 yang bermain sangat impresif malam itu. Menguasai permainan sampai 60 persen ball possession membuktikan mereka memiliki organisasi permainan yang sangat rapi. Empat gol tanpa balas membuktikan hal tersebut. 

Sebenarnya kekuatan kedua tim secara umum masih seimbang, hanya saja Thailand unggul dalam kerja sama tim yang solid serta ball keeping para pemainnya yang sangat kokoh.

Mereka juga memiliki mental bertanding yang sangat kuat. Pergerakkan pemain yang serasi antar lini sehingga transisi mereka sangat seimbang. Kelebihan lainnya adalah mampu memanfaatkan bola-bola mati. Salah satu gol mereka di babak pertama dari bola seperti ini. Gol kedua terjadi akibat pelanggaran Andi Setyo di kotak penalty sebenarnya masih bisa diperdebatkan.

Karena organisasi mereka sangat tertata maka serangan balik para pemain Thailand sangat berbahaya. Pada babak kedua gol ketiga mereka berasal dari serangan balik yang tertata dengan ampuh dari sayap kanan. Sementara gol ke empat akibat terlambatnya Asnawi menutup pergerakkan pemain Thailand di kotak penalty yang dengan satu sentuhan menembak bola ke pojok kiri Awan Setho.

Alexandre Gama ternyata benar bahwa Thailand memiliki skuat yang sangat tangguh. Bukti nyata adalah 4 gol tanpa balas bersarang di gawang Juara Piala AFF U-22 tahun 2019. Talenta-talenta muda Thailand selalu hadir bersama tim nasional mereka.

Selamat untuk Tim Gajah Perang. Kalian memang layak menang atas Garuda Muda. Untuk punggawa Indra Sjafri tak perlu berkecil hati, karir masih panjang untuk bisa menorehkan prestasi di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun