Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Juara China Open 2018, Pantaskah Ginting Menjadi Pebulutangkis Papan Atas Dunia?

23 September 2018   14:05 Diperbarui: 23 September 2018   18:28 3894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Ginting (Foto BWF Badminton.com)

Performa seorang Anthony Sinisuka Ginting dalam pekan pekan terakhir ini telah banyak menyita perhatian para penggemar dan pengamat bulutangkis di Indonesia. Konsistensi permainannya semakin menarik diperbincangkan. 

Terakhir ini Ginting baru saja juara pada ajang Victor China Open 2018 setelah mengalahkan Kento Momota, Japan dengan skor 23-21 dan 21-19. Turnamen ini  merupakan ajang dengan level BWF World Tour Super 1000 yang berlangsung pada 18-23 September 2018 di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium-Changzhou, Jiangsu, China.

Mengikuti perjalanan Ginting di turnamen tersebut sangat mengesankan karena keberhasilannya lolos ke final melawan pemain Jepang Kento Momota. Laga final mereka berlangsung Minggu (23/9) dan Ginting merupakan wakil Indonesia yang tersisa yang berhasil lolos ke final.

Di Turnamen ini Ginting berhasil mengalahkan pemain-pemain pringkat atas BWF seperti Victor Axelsen yang menjadi unggulan pertama, Chen Long, Lin Dan dan Chou Tien Chen. 

Data yang dikutip dari BWF Tournamentsoftware.com (22/9/18), pada babak pertama Ginting menundukkan Lin Dan dengan tiga games, 22-24, 21-5 dan 21-19. Babak kedua giliran pemain peringkat satu Dunia, Victor Axelsen dikalahkannya dengan hanya dua set, 21-18 dan 21-17. Chen Long mencoba menghadang Ginting di perempat final. Namun Pemain Indonesia ini lolos setelah memenangkan laga 18-21, 22-20 dan 21-16.

Di babak semifinal giliran pemain Taipe, Chou Tien Chen menjadi korban dengan rubber set, 12-21, 21-17 dan 21-15. Pertarungan mereka sangat ketat dan hanya pemain yang benar-benar siap yang berhak memenangkan laga ini.  

Anthony Ginting (Foto CNN Indonesia.com/Hesti Rika)
Anthony Ginting (Foto CNN Indonesia.com/Hesti Rika)
Ginting pertama kali bertemu ChouTien Chen yaitu pada babak pertama Taiwan Open tahun 2014 dengan kemenangan dalam rubber game, 18-21, 21-17, 21-18. Kemudian pada Australia Open 2016, Ginting juga menang dengan  21-8,  21-12. Kekelahan pertama Ginting terjadi di babak pertama All England 2017, ketika harus mengakui keunggulan Chou Tien Chen dengan  10-21 dan 14-21.

Ginting baru bisa membalas kekalahan tersebut dalam Semifinal Indonesia Masters 2018 dalam pertarungan ketat, 21-13,  13-21 dan 21-12. Namun pada Semifinal Asian Games 2018 yang lalu, Ginting gagal lolos ke final dan harus kalah dari Chou dengan angka-angka yang ketat  21-16, 21-23, 17-21.

Sejak menjuarai Indonesia Master 2018, performa Antony Ginting semakin terlihat stabil. Di ajang Asian Games, Ginting melaju hingga semi final mengalahkan pemain-pemain rangking 10 besar dunia, seperti Kento Momota di babak 16 besar dan Chen Long di babak perempat final (Asiangames2018.id 27/8/18). Pekan lalu Ginting bermain di Japan Open juga berhasil menyingkirkan pemain unggulan dan peringkat top 10 dunia seperti Ng Ka Long, Pranoy HS sebelum ditundukkan Axelsen di perempat final.

Permainan Ginting semakin konsisten. Rasa percaya diri yang tinggi disertai fisik prima dan teknik lengkap adalah senjata utama Ginting. Tenang dalam bermain dengan sedikit sekali melakukan kesalahan. Telaten dan ulet mengendalikan permainan menurut kehendaknya. Poin poin itulah yang sekarang sudah dimiliki Ginting.

Mengalahkan ranking satu Dunia, Victor Axelsen. Begitu juga menang atas  Chen Long dan Lin Dan di tanah kelahiran mereka, China, semua itu adalah bukti nyata bahwa Ginting semakin matang. Gelar juara China Open 2018 ini tidak terbendung dengan menundukkan Kento Momota. Semakin menjadikan dirinya jauh lebih profesional sebagai Pebulutangkis di kasta tertinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun