Mohon tunggu...
Henry Winarno
Henry Winarno Mohon Tunggu... Petani - Tukang tidur

Cuma bisa baca, gak pinter nulis...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Cerita dari Seorang Pendamping PKH

4 Juni 2017   13:52 Diperbarui: 5 Juni 2017   03:54 3194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Kelompok| Dok pri

Mari sadari bangsa ini besar

Harus dibangun oleh orang-orang tegar

Mari tingkatkan komitmen dan dukungan

Tuk mencapai Indonesia jaya...

 

Kulirik jam tangan. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 08.50 WIB. Artinya tinggal 10 menit lagi dari jadwal yang telah kami sepakati untuk melakukan pertemuan. Artinya aku bakal terlambat dalam pertemuan itu karena butuh waktu sekitar 20 menit untuk bisa mencapai alamat rumah tempat melakukan pertemuan. Tapi tak apalah, toh telah menjadi kesepakatan bersama diantara kami bahwa ada toleransi waktu 15 menit untuk keterlambatan!hehehe..

Seragam kerja lengan panjang warna krem dengan lengan tergulung telah melekat di badan. Celana jeans favorit warna hitam abu-abu meski sedikit bolong kena paku tapi masih bikin pede. Sneaker biru yang terasa nyaman di kaki. Tak lupa tas slempang warna hitam berisikan buku agenda, buku bimbingan, serta beberapa lembar dokumen yang diperlukan untuk agenda hari itu telah bergelayut di pundak.

Fix, dari penampilan sudah tidak meragukan lagi bahwa aku adalah seorang pendamping PKH yang siap untuk beraktifitas.

Dengan sedikit tergesa kukendarai motorku. Mata masih sedikit berasa kantuk akibat sisa bangun sahur semalam dengan sama sekali belum tidur sebelumnya. Namun karena jadwal yang sudah tersepakati, dan itu merupakan sebuah janji dimana sudah tertanam dalam nurani bahwa janji adalah sebuah keharusan, maka terabaikanlah rasa kantuk.

Beberapa menit kemudian aku telah melewati dua gapura besar dengan patung kuda gagah saling berhadapan. Ya, itu adalah batas sebelah timur kota Tuban Jawa Timur, lokasi dimana aku bertugas di desa di wilayah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun