Mohon tunggu...
Fiksiana

Fiksiana | Ibu

10 April 2019   08:42 Diperbarui: 10 April 2019   10:10 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac



I

Teks Cerpen

IBU[1]

HennyIndrayanny[2]

 

Apakah kau pernah menyayangi seseorangdengan kasihsayang yang begitu tulus? Bahkan cintamu  begitu dalam untuknya sehingga kau takkan sanggup bila dia harus pergi jauh dari sisimu ,ketika ia pergi kau pun seperti  merasa kehilangan sesuatuBahkan kauakan  rapuh serapuh-rapuhnya ,kau akan merasa sendirian merasakansunyi yang tak berujung .Kauakan merasa kosong di dunia ini karena dia begitu berarti buatmu sebab karena dia lah kau berada di dunia ini. Dia telah memberikanmu cinta dan kasih sayang yang begitu tulus. Bahkan diarela bertarung nyawa hanya untuk dirimu. Kau pasti tau siapa dia. Ya, dia adalah Ibu. 

Bagiku ibuadalah  sosok malaikat tak bersayap,yang  selalu ada dimanapunaku membutuhkannya, tanggan rentanya tak pernah henti untuk membelaiku.Dekapannya selalu siap menampung ribuan keluh kesahku.. Ia rela berkorban apapun itu ,meski  harta,jiwa dan raga asal tidak melihatku bersedih. 

Ketika lahir di dunia ini. Akubelum tau apa-apa. Aku belum mengenal siapa-siapa, bahkan akupun belum mengenalsiapa dirinya.Aku tumbuh dan berkembang dari mulaibisa berbicara satu kata hingga menjadibeberapa kalimat lengkapmeskipun  belum terlalu jelas. Saat pertama kali aku menyebut kata “mama” dia begitu bahagia sebab aku telahmengenalnya sebagai Ibu. Akuterus tumbuh dan berkembang begitu cepat. 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, hinggasampai saat ini. Seiring usiaku bertambah  dia pun juga semakin menua.

***

Temaram senja dilangit makasar, tersasar jiwaku, terbayang senyummu Ibu. Kurindu  suara marahmu kalau aku terlambat pulang. Kurindu kasoami buatanmu. Malam   merangkakdatang membawa hembusanangin  yang semakin dingin.

Berada di sebuah pantai yang ditemani hemburan pasir putih yang terhampar luas. . Aku melihat sosok wanita . wajah yang begitu kukenal. Ya, dia adalah Ibuku.Wajah  yang semakin tua. Guratan di wajahnya seolahmenyiratkan beban.Ibu tersenyum padaku, lalu mengecup keningku, seraya mengusap kepalaku. sebagaimana  kebiasaan yang kau lakukan waktu aku kecil , Kemudian, kau memelukku. Aku merasakan energi cinta dankeikhlasanmu . Lalu kau  berbisik di telingaku.

 “ Wahai anakku, maafkan ibu.” Ibu senantiasa menyuruhmu solat5 waktumenyuruhmubelajar,  mematikan film kesukaanmu .Semua itu ibu lakukan untuk kebaikanmuKetahuilah nak, ibu tidak mintaapa-apa darimu.Ibu hanya minta doa untuk kamiorang tuamu. Maafkan ibu jika  ibusudah tidak bisa menemuimu . Ibu, titip ayahmu, nak. Temani dia,gantikan  ibu untuk memasak makanan kesukaanya. Temani ayahmu nak, berbaktilah padanya karena  dialah satu-satunya orang yang akan menjagamu sampai kau menenemukanseseorang yang dapat membahagiakanmu. Sekali lagi ibuminta maaf jikalauibu pernah berbuat salah padamu.Satu hal  yang harus engkau ketahui bahwa ibu akanselalu menyayangimu . “ Kemudian secara perlahan lahan ibumelepas pelukanku. Ibu mulai berjalan meninggalkanku. Aku berusaha mengejar ibutapi ibu semakin lama semakin jauh. Aku tersungkur dan berlinang air mata danibu menghilang dari pandanganku.

           Seketikaaku tersadar.. ponselku bordering,  Perlahan kuangkat,dan  aku terhenyak. Ibuuu,ibuuu,akumenangis jiwaku lara,tangisku pecah.Butuniku menunggu,aku pasti pulang menemui jasad ibu yang terbujur kaku.

[1] Cerpen tugas Diklat GenreTeks PPPPTK Bahasa,LPMP Sulsel 2019

[2] Guru SMAN 6 Kendari

Kasoami : Makanan Pokok khas daerah sulawesi Tenggara khususnya muna/buton

Butuni      : Sebutan Untuk daerah Buton


 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun