Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Untukmu yang Disebut Kafir

4 Maret 2019   06:06 Diperbarui: 11 Maret 2019   01:58 3776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." (Lukas 6:27-28).

Itulah bagian kita, yakni mengasihi dan berdoa bagi siapa pun yang memusuhi kita. Adalah salib bagi kita menanggung segala penderitaan karena nama Yesus. Ia sudah mengatakan itu sebelum semua terjadi.

Jadi, bukan mereka yang harus meniadakan apa yang menjadi ajaran Kitab Suci mereka demi perasaan kita, tetapi kitalah yang harus memiliki daya tahan hati menerima segala penghinaan mereka kalau itu baik menurut mereka.

Sakit? Ya, bisa saja. Karena, kita manusia seperti mereka juga hanya manusia. Kita juga punya hati seperti mereka. Kita juga punya perasaan seperti mereka. Namun, pada sakit itulah kita mengambil bagian dalam penderitaan dan salib Kristus. Sebab, salib bukanlah kerja murahan. Salib adalah pengorbanan.

Rasa sakit itu tidak boleh meniadakan kasih kepada siapa pun bahkan kepada mereka yang membenci. Kita tetap harus melatih hati dan pikiran mengolah rasa sakit menjadi kekuatan kasih untuk tetap menghargai dan menghormati perbedaan. 

Pernyataan-pernyataan tentang non-Muslim karena kontroversi sebutan "kafir" memang sangat sensitif. Namun, kita hidup di bawah Hukum Kasih. Rasa sakit tidak boleh dibalas dengan rasa sakit.

"Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!" (Roma 12:17).

Dalam praktiknya kasih tidaklah mudah, tetapi harus menjadi target pencapaian orang percaya di dalam hidupnya. Melatih hati untuk tulus melakukan semua itu.

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23).

Lagi pula, ada satu hal yang harus digarisbawahi, bahwa kontroversi tentang kata "kafir" yang sedang panas saat ini, itu bukanlah urusan kita. Itu wilayah keagamaan lain walaupun itu menyangkut kita.

Kebenaran Allah tidak perlu diperangkan. Yang harus kita lakukan hanyalah mengasihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun