Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandiwara "Pulanglah" yang Gagal!

14 Desember 2018   18:06 Diperbarui: 30 Januari 2019   03:36 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang sedang ramai-ramainya #SandiwaraUno. Pasalnya, kisah penolakan oleh salah satu pedagang terhadap Sandiaga Uno saat Sandi melakukan blusukan di Pasar Kota Pinang, Sumatera Utara, Selasa 11/12, dipandang sebagai suatu sandiwara baru kubu Capres No. 2, Prabowo-Sandi.

Bila itu benar-benar adalah rekayasa, maka harusnya sandiwara ini adalah sandiwara kolosal, sebab namanya saja pasar, jelas tidak hanya satu orang atau satu pedagang saja di situ melainkan banyak orang. Semua harus diarahkan dengan baik sehingga satu padu dalam kata, gerak bahkan ekspresi.

Tidak seperti terlihat pada gambar di bawah ini, misalnya. Di situ ada kertas karton putih bertuliskan "#2019 tetap JOKOWI", tetapi mereka yang tampil di kamera malah seperti ini:

sumber:youtube
sumber:youtube
Tulisan pada kertas karton dan perilaku yang ditunjukkan oleh mereka yang berfoto di situ adalah bertolak belakang. Akan tetapi, bisa saja mereka adalah para pembeli yang kebetulan ada di situ. Okey, tetapi tidak hanya itu.

Dengan mencermati keseluruhan tayangan video perihal ini, maka jelas terlihat bahwa pada umumnya orang-orang di situ menerima kedatangan Sandi dengan sukacita.

Jadi, adalah tidak benar jika dikatakan, bahwa Sandi ditolak ramai-ramai. Penolakan dilakukan hanya oleh satu orang, yakni seorang pedagang yang mengaku bernama Drijon Sihotang.

Pedagang itu mengaku menolak kedatangan Sandi karena katanya "tetap Jokowi" saat Sandi bertanya perihal karton putih bertuliskan:

"Pak Sandiaga Uno Sejak Kecil Kami Sudah Bersahabat Jangan Pisahkan Kami Gara2 Pilpres PULANGLAH!!!"

Di situ Drijon hanya seorang diri pada prinsip itu. Tidak ada suara lain di situ yang sepandangan dengan dia. Sebaliknya, suara-suara yang terdengar justru meneriakinya. Drijon sendirian.

Itu makin menegaskan, bahwa kalau ini sandiwara, maka ini bukan sandiwara kolosal melainkan sandiwara dengan satu pemain saja; satu pelakon saja; satu pemeran utama dan itu saja, tidak ada yang lain. Hanya Drijon Sihotang.

Makin menarik lagi, bahwa pada saat itu juga jelas sekali terdengar suara-suara yang rupanya kuatir bila Drijon akan kenapa-napa karena hal itu sehingga mereka berkata bahwa Drijon hanya disuruh dan bahwa ia tidak bersalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun