Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sudahlah, Saya Bahasa Indonesia Saja

30 Agustus 2018   06:01 Diperbarui: 9 Maret 2019   23:28 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan Pak Giri Lumakto yang "#SayaMenyesal" setelah Beliau mendapati pernyataan "Pake Bahasa Inggris, Biar Superior...". 

Saya memiliki situs Blogspot, namanya HEP, yang saya kelola sejak Mei 2010. Secara khusus blog itu saya peruntukkan untuk umat Kristen sebab isinya fokus pada hal-hal Kristiani. Singkatnya, HEP adalah blog rohani Kristen. 

Pemilik situs atau orang yang mengendalikan situs disebut Webmaster atau Administrator situs. Webmaster memiliki kendali penuh terhadap situsnya dan memiliki akses yang luas terhadap tool situsnya, termasuk dapat mengetahui hal-hal di balik layar tulisan dari  Webmaster Tool dan Google Analytics.

Blog itu sendiri punya data statistik termasuk data pemirsa atau pengunjung atau pembaca. Sebagian seperti tangkapan layar di blog HEP di bawah ini: 

dokpri_hep
dokpri_hep
Di situ terlihat bahwa pengunjung blog tidak hanya dari Indonesia. Walau begitu, belum tentu mereka adalah orang asing, sebab bisa saja mereka adalah orang-orang Indonesia yang tinggal di negara-negara tersebut.

Untuk mengetahui lebih detailnya, Google Analytics-lah tempatnya di mana bahasa pengunjung pun dilaporkan di situ.

dokpri_hep
dokpri_hep
Google Analytics menyampaikan bahwa ada 52 bahasa yang digunakan oleh pengunjung blog HEP, termasuk pengunjung berbahasa Indonesia. Sepertinya itu dipastikan dari gawai blog Google Translate yang tersemat di blog.

dokpri_hep
dokpri_hep
Pembaca yang tidak mengerti bahasa Indonesia pasti akan memfungsikan gawai itu guna membaca artikel dengan bahasanya sendiri. Setidaknya dari situ bisa diketahui bahasa apa yang dipakai untuk membaca tulisan saya yang berbahasa Indonesia.

Pertama kali mengetahui hasil analisis itu, timbul di pikiran untuk menulis artikel dalam bahasa Inggris. Pikir saya, itu akan memudahkan orang-orang asing mengerti apa yang saya tulis.

Walau Bahasa Inggris saya ala kadarnya, tapi jika niat, pasti banyak cara untuk membuat tulisan itu bisa tayang dengan tidak sangat memalukan. Awalnya berpikir begitu.

Namun, saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri saya dan saya pula yang menjawab - tidak ada kerjaan:

  • Siapa yang saya inginkan menjadi sasaran utama pembaca tulisan saya? Yang saya utamakan, tentu saja, adalah saudara-saudara Kristiani di Indonesia.
  • Apakah mereka semua berpendidikan tinggi dan melek Bahasa Inggris? Tentu tidak.
  • Lalu, bahasa apa yang dapat dimengerti semua kalangan bahkan dari berbagai suku di Indonesia? Bahasa Indonesia. Ya, gunakan Bahasa Indonesia.
  • Namun, bagaimana dengan pembaca berbahasa asing? Ada Google Translate di blog saya. Mereka fungsikanlah itu.
  • Kalau orang Indonesia tak paham bahasa Inggris hendak membaca tulisan mereka harus memakai alat bantu terjemahan, mengapa mereka harus dikhususkan?
  • Kalau kita diharuskan menghargai bahasa mereka, mengapa mereka tidak diajar untuk juga menghargai bahasa kita?
  • Dan, siapa lagi yang menghargai Bahasa Indonesia, kalau bukan kita sendiri, Warga Negara Indonesia, bila semua sudah di-Bahasa Inggris-kan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun