Saya suka catur. Permainan catur buat saya bukan sekadar permainan biasa dan bukan sekadar olahraga asah otak. Bermain catur dan mengamati permainan catur memberi mata pelajaran "Taktik Hidup" untuk kehidupan nyata.Â
Tidak Boleh Sombong
Tidak boleh meremehkan lawan main apalagi belum bermain saja sudah sesumbar. Tidak jarang lawan main pura-pura bodoh di awal permainan padahal ia jauh lebih mahir. Si sombong justru kalah karena kesombongannya dan malu.
Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, jangan sombong. Jangan meremehkan orang lain. Terlihat seseorang biasa-biasa saja padahal tidak biasa bahkan bisa luar biasa. Orang sombong biasanya jatuh justru karena kesombongannya.Â
Memiliki prinsip padi: "Makin berisi, makin merunduk" adalah salah satu taktik hidup yang mendatangkan banyak kemenangan. Bahkan, meski  gagal berdasarkan ukuran dunia, kerendahan hati tetaplah adalah kesuksesan dan kemenangan.
Sebab, kerendahan hati adalah kearifan sorgawi. Nilainya adalah nilai sorgawi. Seperti kita tahu Allah Yang Mahakuasa tidak suka kesombongan.
Dunia bagaikan papan catur dan permainan catur berbatas waktu, maka kesombongan harus dikeluarkan dari papan catur kehidupan sebelum permainan catur harus berakhir dan kita harus kembali kepada-Nya.
Berpikir Sebelum Melangkah dan Bertujuan
Catur juga mengajarkan untuk berpikir terlebih dahulu sebelum melangkah. Setiap langkah dalam permainan catur tidak dapat dilakukan dengan asal melangkah. Setiap langkah selalu memiliki maksud dan tujuan.
Taktik hidup ala catur menegaskan agar kita tidak gegabah melangkah di dunia yang sementara ini. Segala sesuatu harus dipikirkan dengan matang sebelum dimulai atau dijalani atau dilakukan atau dikerjakan.
Langkah yang diambil tanpa berpikir lebih dahulu cenderung akan memberi rasa kecewa dan penyesalan. Dengan berpikir terlebih dahulu kesalahan bisa terjadi apalagi jika langkah itu hanyalah asal melangkah.
Dalam permainan catur, setiap langkah juga diambil dengan memerhatikan langkah-langkah lawan. Belajar dari langkah-langkah hidup orang lain. Belajar dari langkah keberhasilan orang lain dan belajar dari langkah kegagalan yang dialami orang lain.
Dengan demikian, kegagalan orang lain tidak menjadi kegagalan kita pula. Jangan mengambil langkah yang membawa kepada kesalahan, kegagalan, dan kejatuhan hidup.