Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Injak Koin Itu!

12 Juli 2018   16:37 Diperbarui: 24 Januari 2019   16:20 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan adakah uang Rp. 100.000,-itu tanpa Rp. 100,-? atau akan adakah uang 1 Miliar TANPA UANG Rp. 100,-? Tidak ada satupun di antara kita akan punya uang ribuan, ratusan, jutaan, miliaran, bahkan triliunan TANPA Rp. 100,-! 

Kita cenderung menghargai pemberian Tuhan bila itu datang dalam bentuk berkat yang besar. Kita cenderung melihat Allah itu baik hanya dalam perkara-perkara besar. Sebaliknya, manusia cenderung tidak melihat kebaikan Allah dalam perkara-perkara kecil.

Seolah uang Rp. 100,- bukan rejeki dari Allah. Uang Rp. 100.000,- barulah itu rejeki dari Allah.

  • Allah belum begitu baik bila itu hanya nasi goreng di pinggir jalan. Allah baik ketika kita akhirnya bisa makan nasi goreng di restoran hotel bintang lima.
  • Allah biasa-biasa saja ketika ikan goreng menemani sepiring nasi, tetapi Allah akan menjadi lebih baik kalau ikan goreng sudah berubah menjadi ayam goreng.
  • Allah cukup baik dengan memberikan sepeda motor, tapi Allah akan sangat baik ketika motor telah berganti mobil, dan seterusnya.

Tanpa sadar kita mengukur kebaikan Allah dari apa yang memuaskan dan menyenangkan hati kita. Kita mengukur kebaikan Allah dari kuantitas yang besar dan kualitas kenikmatan yang besar.

Seolah-olah Allah hanya ada di Rp. 100.000,-, tidak ada di Rp. 100,-. Maka, banyak mata yang tidak tertarik dengan koin pemberian-Nya, banyak kaki telah menginjak pemberian-Nya, banyak kendaraan telah melindas berkat-Nya.

Gembira hati bila menemukan lembaran Rp. 100.000,- yang tercecer di jalan. Akan tetapi, kemanakah gembira itu terhadap koin Rp. 100,-?

Demikianlah kita manusia. Ketika Allah punya 1 alasan, manusia punya 1001 dalih. Sesungguhnya, kita bukan tidak diberkati Tuhan, kita yang tidak tahu bersyukur!

Jangan injak koin itu!

dokpri_hep
dokpri_hep
Itu pemberian Tuhan. Itu berkat dari Tuhan. Ada kepercayaan Tuhan akan berkat-Nya dengan melihat seperti apakah hati kita menghargainya.

Bagaimana Ia akan memercayakan berkat-Nya atau rejeki-Nya yang besar kepada kita bila mata hati kita tidak dapat melihat kebesaran-Nya dalam perkara yang kecil?

Ini tidak berarti kita akan menjadi orang kaya karena memungut koin-koin itu. Itu bukan tujuan surgawi. Tujuan mata jasmani kita dibuat-Nya melihat koin itu agar mata iman kita terarah kepada-Nya dan hati kita pun bersyukur.

Hati yang tahu bersyukur dan menghargai pemberian-Nya itulah tujuan surgawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun