Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lako Mesikolah, Lagu Moronene Sulawesi Tenggara

30 Juni 2018   18:42 Diperbarui: 26 Januari 2019   23:35 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri_pakaianadatsukuMoronene


Lako Mesikolah

Lagu Moronene

Cipt. Asgar L.F. / Ramang

  • O ama ...
  • ntalako akumo
  • mesikolah kutewali miano 
  • oama osie moko au
  • ntalako akumo ama
  • O ina ...
  • pehawao ana u
  • hai kampono miano
  • kaidadasi moico lakongku 
  • hai kampo mentala kumo
  • [*] Ama osie mokoau
  • bintanio kampongku die 
  • ama ina mokoau 
  • pehawao ana u die
  • Ina osie mokoau
  • kai menta umurungku ina
  • hai kampo mentala  kumo
  • kutewali miano moico [*]

Suku Moronene adalah satu dari empat suku besar di propinsi Sulawesi Tenggara selain suku Tolaki, suku Buton dan suku Muna. Suku Moronene mengambil tempat di wilayah Kabupaten Bombana.

Awalnya Sulawesi Tenggara memiliki hanya empat kabupaten besar, yakni kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Muna. Suku Moronene ketika itu terhisab ke Kabupaten Buton. 

Dalam perkembangannya, per Juni 2018, Sulawesi Tenggara  sudah memiliki 17 Kabupaten/Kota termasuk di dalamnya Kabupaten Bombana (lih. Sulawesi Tenggara) sebagai wilayah hunian penduduk asli Suku Moronene.

Kampung halaman ayah saya adalah desa Taubonto, kecamatan Rarowatu, kabupaten Bombana. Sebagai orang Moronene dan ketika itu juga adalah ketua suku masyarakat Moronene, ayah saya, Arsjik Strausz Paulus, adalah salah satu pribadi yang awal-awal memperjuangkan berdirinya Kabupaten Bombana.

Perjuangan mereka terwujud pada tahun 2003, yakni Kabupaten Bombana menjadi salah satu Daerah Tingkat II di propinsi Sulawesi Tenggara sebagai pemekaran dari Kabupaten Buton. Dua tahun sesudah itu ayah saya menutup mata selamanya (2005).

Lagu ini, yang salah satu pengarangnya adalah sanak keluarga kami, Ramang, adalah salah satu lagu yang mengingatkan saya akan ayah dan ibu saya ketika saya akan merantau untuk sekolah di luar Sulawesi Tenggara. 

Terlahir di kabupaten Buton [sekarang: Kabupaten Bombana], saya dan keluarga saya tumbuh besar di kabupaten Kendari, tepatnya di kota Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara.

Dari TK Kuncup Mekar Kendari, SD Kristen Kendari, SMP Frater Kendari dan Kelas 1 SMA Negeri 1 Kendari, selanjutnya saya pindah ke Sulawesi Selatan guna melanjutkan sekolah di SMUN 2 Makassar dan seterusnya menempuh Pendidikan Tinggi di kota itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun