"Semoga apa yang kamu harapkan terkabul." Doa Ana dengan tulus.Â
"Amin." Sahut Yana dan Lina bersamaan, Lina pun turut memeluk dua kawannya.
Ana senang karena Yana tidak jadi sakit hati. Walaupun Ana tahu kalau di hati Yana masih terukir nama Radit didalamnya.Â
Di dalam hati, Ana juga berdoa semoga Yana kelak mendapat pengganti yang lebih baik dari Radit.
"Lha, terus syal-nya gimana?" tanya Ana setelah melepas pelukan. Yana mengisyaratkan sesuatu kepada Lina yang kemudian mengeluarkan sebuah syal rajutan berwarna hitam-putih bertuliskan huruf YAL di ujungnya. Ana mengernyitkan dahi tak mengerti.
"Ini punyaku, dan ini punyamu." Lina memberikan satu lagi syal yang sama seperti miliknya. Ana menerima syal tersebut dengan heran kemudian memandang ke arah Yana.
"Dan ini punyaku." Yana mengeluarkan syal yang sama dengan milik Lina dan Ana.
"Aku tidak jadi memberikan syal itu, lebih baik aku pakai sendiri saja. Aku juga sengaja gak ngasih tau kalian kalau aku juga merajut syal untuk kalian berdua." Tukas Yana.
"Anggap saja kenang-kenangan dariku. Sebentar lagi kan kita pisah kelas, tapi meskipun pisah kelas kita tetap berteman ya. Makanya kutulis inisial nama kita. Y untuk Yana, A untuk Ana dan L untuk Lina." Lanjut Yana. Ana dan Lina mengangguk. Mereka bertiga kembali berpelukan penuh haru. Yana tidak menyesal memberikan syal itu pada kedua kawannya, karena mereka berdua adalah orang yang Yana sayangi lebih dari sayangnya pada Radit.