"Ya, berdoa saja supaya kak Radit gak nolak."
"Bukannya kak Radit udah punya cewek. Gak takut dilabrak?"
Yana menggeleng, "Kak Mila maksudmu?" tanyanya, Ana mengangguk. "Udah putus koq." Jawab Yana yakin.
"Tapi kan masih banyak yang ngincer kak Radit. Sainganmu banyak lho, Yan." Ujar Ana.
"Ana-ku sayang. Jangan khawatir. Aku gak peduli kak Radit nolak atau nerima aku. Yang penting akau udah bertekad bakal ngasih syal ini padanya dan mengatakan cintaku padanya."
"Sekarang kan lagi musim kemarau Yan, panas tau kalau pakai syal."
"Kan bisa dipakai kalau musim hujan. Lagipula cuaca sekarang gak menentu."
Ana sangat gemas dengan ucapan Yana yang sangat percaya diri itu. Ana tidak ingin temannya sakit hati cuma gara-gara cowok yang tidak jelas perasaannya pada kawannya yang satu ini.
"Tau gak Yan?"
"Apa?"
"Syal buatan kamu bagus. Daripada dikasih ke kak Radit mending dikasih ke aku atau Lina aja." Ucap Ana yang kemudian melanjutkan membaca novelnya, sementara Yana hanya memandang lekat pada kawan yang disayanginya itu, kemudian kembali merajut.