Minggu (5/1), bersama Komunitas Love Suroboyo dan Komunitas Poejangga Fams saya berkesempatan menjajaki Pondok Pesantren Ndresmo Surabaya.
Pak Muhaimin selaku sekretaris  kelurahan Sidosermo didampingi tokoh masyarakat dan para kyai Ndresmo menuturkan bahwa di kampung Sidosermo (kampung Ndresmo), Kelurahan Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, Surabaya ini masih melekat beberapa adat, tradisi dan makanan khas juga barang-barang yang berbeda dari kampung lain, seperti :
- Adat manten Pegon
- Tradisi Ratubahan (bermacam hidangan dikumpulkan di satu piring dan dimakan pulu'an alias tanpa sendok)
- Tradisi pencak silat palang pintu saat temu manten
- Budaya mengaji setelah maghrib
- Kue spiku khas Ndresmo
- Makanan khas Bungkuh Mentuk
- Kerudung strimin (salah satu teknik menghias kain home made)
Kami juga berkesempatan berkeliling kampung, melewati beberapa pondok pesantren, melewati rumah kyai yang rata-rata masih mempertahankan bentuk bangunan lawas, melewati masjid Agung, ziarah ke makam Sayyid Ali Asghor bin Ali Akbar Basyaiban (seorang ulama yang merupakan guru dari beberapa ulama besar Indonesia). Uniknya di pemakaman umum di luar makam beliau, disediakan kursi-kursi kecil untuk duduk para peziarah.



Namun, tidak berarti menolak warga Surabaya yang ingin berkunjung. Kalian bisa datang langsung ke lokasi dan mendatangi perangkat kampung untuk perijinan.
Menyenangkan bisa berkeliling kampung Ndresmo. Suasana dan atmosfernya kurang lebih sama (tidak sama persis) dengan kampung santri di kota lain seperti Jombang, Bangil, dan lain sebagainya. Terima kasih untuk Komunitas Poejangga Fams yang bersedia menjadi rekan perjalanan kali ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI