Ibu menatap dalam mata Rainan sambil berkata, " Kamu memang sudah berwudhu atau menyucikan diri secara badan. Namun, hatimu masih belum kamu sucikan.Â
Rasa cemas, takut, was-was, dan prasangka masih kamu simpan dalam hati. Bukankah semua seharusnya kamu pasrahkan pada kehendak ALLAH saja? Bukankah DIA satu-satunya penolong bagi dirimu ?"
Rainan tertegun mendengar penuturan ibunya. Dia baru menyadari bahwa pemahamannya tentang berwudhu selama ini keliru.Â
"Bu, Inan ijin mau ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dulu ya," katanya dengan perasaan bersalah.
"Iya sayang, jangan lupa untuk membaca doa sebelum tidur ya. Baca QS. Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas serta ayat Kursi, " nasehat ibu.
Rainan segera bergegas menuju kamar mandi. Kali ini langkah kakinya terasa lebih ringan. Air dingin yang mengucur dari kran seakan berubah menjadi aliran air hangat yang membuat hatinya terasa damai dan tenang.
Muka gadis berparas cantik itu kini terlihat lebih segar setelah basah oleh air wudhu. Senandung kecil kini keluar dari mulutnya yang mungil. Kali ini tentang lantunan zikir menyebut Asma-Nya.Â
Â