Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Smart City, Cerminan Gaya Hidup Masyarakat Perkotaan

22 Mei 2015   06:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Smart City sebuah konsep yang mulai ramai diperbincangkan di tengah masyarakat terkhusus pengguna media sosial. Telah diketahui secara umum informasi smart city tersebar sejak dideklarasikan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) yang dicetuskan berdasarkan kerjasama antara harian Kompas, PT Perusahaan Gas Negara, serta kelompok akademisi dari Institut Teknologi Badnung pada 24 Maret 2015. Harapan besar dibawa oleh deklarasi ini, yaitu: mendorong terwujudnya kawasan perkotaan smart city di Indonesia.

Optimisme itu bisa dibilang realistis disatu sisi dan tidak realistis di sisi lain. Itulah kondisi yang selalu hadir setiap kali dicetuskan suatu konsep baru yang dampak dan manfaatnya masih diterka-terka oleh masyarakat. Untuk hal ini penulis akan menempatkan diri pada sisi pendukung yang optimis akan keberhasilan smart city. Bonus demografi, yaitu: rasio usia produktif yang jauh melampui usia non-produktif dapat dijadikan alasan keberhasilan perwujudan smart city di Indonesia. usia produktif di Indonesia terbukti memiliki minat tinggi terhadap konsumsi produk teknologi informasi.  Serta minat tersebut juga didukung aspek sarana prasarana kehadiran berbagai produk teknologi informasi dengan rentang harga yang mejangkau semua kalangan sehingga jadilah Indonesia sebagai markas besar masyarakat internet (netizen) baru dunia.

Pemandangan di kota besar Indonesia ketika orang berjalan sambil memainkan gadget sebagai produk teknologi informasi merupakan hal wajar saat ini. Di sekolah, kantor, pusat perbelanjaan semua orang menjadi pengguna internet. Atas kondisi ini perwujudan kota cerdas tinggalah menjadi tanggung jawab manajer-manajer perkotaan atau dalam pemerintah.

Akan tetapi, jika melihat infrastuktur perkotaan di Indonesia secara keseluruhan masih dihadapkan pada permasalahan tata ruang yang berakibat pada kemacetan dan banjir. Tentu ketika permasalahan datang sistem informasi tidak berguna lagi. Untuk itu smart city bukanlah tuntutan dari masyarakat kepada pemerintah, tetapi adalah wujud dedikasi masyarakat kepada kota. Untuk menjaga harmoni memahami irama denyut kehidupan kota, termasuk: kelebihan dan kekurangan sehingga sebagai subyek disitu penempatan diri menjadi kunci kota cerdas akan terwujud.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun