Mohon tunggu...
Hendy Pebrian Azano RP
Hendy Pebrian Azano RP Mohon Tunggu... Pelaksana Pengelolaan Uang Rupiah, Bank Indonesia Kalimantan Barat

𝘈𝘱𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘱𝘶𝘣𝘭𝘪𝘴𝘩. 𝘈𝘱𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘭𝘮𝘶, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶. 𝘈𝘱𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘴𝘪𝘢, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘪𝘢-𝘴𝘪𝘢. || IG : pekahade

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Momentum Emas Menakhodai Kapal ASEAN

14 Oktober 2023   10:53 Diperbarui: 14 Oktober 2023   11:04 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN 2023 bertemakan "ASEAN Matters Epicentrum of Growth" telah resmi berakhir. Tajuk tersebut seakan ingin menjawab pertanyaan yang mengemuka di publik selama ini. Apakah ASEAN akan tercerai-berai dan tidak dapat bersatu? Apakah kapal ASEAN mampu terus melaju?

Pertanyaan ini pun disinggung langsung oleh Presiden Jokowi dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN silam. Ia pun berharap kapal ASEAN ini menjadi tempat yang krusial untuk berkerja sama, menghasilkan kemakmuran, menjaga stabilitas, serta menciptakan perdamaian yang tidak hanya bermanfaat bagi wilayah tetapi juga bagi seluruh dunia.

Seperti yang kita ketahui, pada tahun 1967 silam, Menteri Adam Malik dan rekan-rekannya mendirikan ASEAN dengan komitmen untuk menciptkankan transparansi informasi melalui kerja sama dan integrasi di antara negara-negara anggotanya.

Tentu saja, tidak ada yang mengharapkan perpecahan karena hal ini berpotensi menimbulkan setidaknya dua dampak negatif bagi negara-negara di kawasan. Yang pertama adalah munculnya persaingan ekonomi antara negara-negara ASEAN. Yang kedua adalah terjadinya ketidakseimbangan dalam sektor ekonomi pada semua level.

Momentum Indonesia

Antusiasme tumbuh ketika Indonesia ditunjuk sebagai Ketua ASEAN tahun 2023. Keberhasilan Indonesia dalam kepemimpinan G20 setahun silam telah memberikan semangat baru di kawasan ASEAN. Ini juga merupakan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk menyatukan negara-negara ASEAN sekaligus meluncurkan senjata ampuhnya.

Senjata ampuh yang dimaksud adalah Quick Respond Code Indonesia Standard (QRIS) Cross-Broder. KTT ASEAN 2023 seakan menjadi platform untuk semakin mengenalkan QRIS cross-border secara luas. 

Inovasi ini pun mendapat respon positif yang signifikan karena mempermudah transaksi lintas negara hanya dengan menggunakan kode QR. Pemilihan kode QR sebagai sarana integrasi ekonomi juga dianggap sangat tepat, terutama berdasarkan hasil penelitian Mastercard yang mengidentifikasi kode QR sebagai metode pembayaran yang paling disukai di Asia saat ini.

Implementasi QRIS cross-border pun telah dimulai di Thailand dan Malaysia, sementara Singapura dan Filipina akan segara menyusul. Selanjutnya, beberapa negara anggota ASEAN lainnya juga menunjukkan minat serupa. 

Peran krusial Indonesia sebagai Ketua ASEAN semakin terlihat jelas. ASEAN dibawa mengakselerasi pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19, sembari memimpin ASEAN menjadi lebih signifikan dalam memberikan manfaat bagi penduduk kawasan dan dunia.

Bank Indonesia dapat merasa bangga dengan prestasi ini. Inovasi yang diciptakan ternyata mampu menjadi 'game changer' dengan mengintegrasikan ASEAN yang sebelumnya terpecah-belah. 

Meskipun hanya berbasis kode QR, namun bisa digunakan di seluruh wilayah ASEAN. Regional Payment Connectivity (RPC) ini juga akan memberikan keuntungan tambahan bagi wisatawan dari luar ASEAN. Mereka dapat bepergian ke berbagai negara ASEAN tanpa perlu menukar uang di money changer.

Ruang Penyempurnaan

Namun, mencapai konektivitas sistem pembayaran bukanlah tugas yang sederhana. Sebagai ilustrasi, menurut data Bank Indonesia, jumlah transaksi QRIS yang dilakukan oleh wisatawan Indonesia di Thailand hanya mencapai sekitar 14.555 transaksi pada tahun 2022. 

Angka ini bisa dikategorikan rendah, mengingat jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke sana telah mencapai 51 ribu orang. Dengan kata lain, kurang dari 30 persen wisatawan Indonesia telah menggunakan QRIS di Thailand.

Masih kurangnya informasi mengenai QRIS diduga melatarbelakangi masih minimnya jumlah transaksi. Tak ayal, tindakan yang tepat perlu segera diambil oleh Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023. 

Salah satunya dengan meningkatkan kampanye dan edukasi penggunaan QRIS. Pertumbuhan pesat dalam teknologi digital harus dimanfaatkan secara optimal. 

Kampanye dapat dilakukan melalui media sosial dengan melibatkan para influencer. Mengingat tak sedikit selebgram Indonesia yang memiliki lebih dari 1 juta pengikut di platform online.

Tak hanya itu, pertumbuhan pesat e-commerce di wilayah Asia Tenggara juga harus dieksplorasi. Menurut Databoks, Indonesia menjadi pasar e-commerce terbesar di ASEAN, menguasai sekitar 52 persen dari seluruh transaksi. Oleh karena itu, kerja sama yang kuat antara Bank Indonesia, pemerintah, dan sektor swasta perlu dijelajahi dengan tujuan untuk lebih menyebarkan informasi dan memperluas akses.

Efek Domino

Selanjutnya, kehadiran QRIS cross-border di kawasan ASEAN diharapkan menjadi 'oase di padang pasir'. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tepat menggambarkan peran QRIS di ASEAN. Ya, berbeda-beda tetap satu jua berkat QRIS. Dari perspektif makro, efek domino yang dihadirkan berupa eskalasi pertumbuhan ekonomi ASEAN.

***

Bak pepatah, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Untuk itu, Indonesia memerlukan upaya konkret dari semua anggota ASEAN untuk terus bersinergi dan berkolaborasi. 

Mengakselerasi "senjata" berwujud konektivitas sistem pembayaran antar negara ASEAN. Di bawah komando Indonesia, sebuah harapan besar mencuat. Kapal ASEAN dapat bersatu dan terus melaju sebagaimana harapan publik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun