Mohon tunggu...
Hendy Kusmarian
Hendy Kusmarian Mohon Tunggu... Administrasi - pemandu medan perang bisnis

http://terobosan.biz.id/pemandu-perang-bisnis/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tujuan Sebenarnya Kita Hidup dan Cara-cara Mencapainya

24 Februari 2020   12:31 Diperbarui: 24 Februari 2020   12:32 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tahukah anda tujuan kita diciptakan? Bisakah anda membayangkan tujuan itu dengan jelas dalam pikiran?

Inilah ilmu terpenting untuk kita miliki sebelum memasuki usia di mana kita sudah dikenai tanggung jawab dan hukum.

Apakah anda pikir akan mencapai tujuan hidup kita tanpa tahu tujuan itu apa? Satu-satunya alasan kita mengejar tujuan-tujuan dunia dan akhirnya menumbuhkan kecintaan dunia adalah karena tidak tahu apa persis tujuan hidup kita.

Manusia dengan berbagai macam pembawaan alaminya --karena pengetahuan yang dangkal serta kemampuannya yang terbatas-- menetapkan berbagai tujuan bagi hidupnya, dan mereka berjalan hanya sampai pada tujuan-tujuan dan cita-cita duniawi lalu berhenti. Akan tetapi tujuan yang ditetapkan Allah Ta'ala di dalam Kalam Suci-Nya adalah sebagai berikut:

"Dan, tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat, 51:57)
Yakni, Aku telah menciptakan jin dan manusia agar mereka mengenal-Ku dan menyembah-Ku. Jadi, menurut ayat ini tujuan sebenarnya hidup manusia adalah untuk menyembah Allah Ta'ala dan meraih ma'rifat Allah Ta'ala serta menjadi milik Allah Ta'ala. Jelas bahwa manusia tidak punya kebebasan untuk menetapkan sendiri tujuan hidupnya. Sebab manusia bukan atas kemauannya sendiri datang ke dunia, dan pula bukan atas kemauannya sendiri akan kembali, melainkan dia hanyalah makhluk (hasil ciptaan). Wujud yang menciptakan serta menganugerahkan kemampuan yang cemerlang dan lebih tinggi kepadanya dibandingkan dengan seluruh hewanlah yang telah menetapkan suatu tujuan hidup baginya.

Tidak peduli apakah manusia mengerti atau tidak mengerti tujuan ini, jelas tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah Tuhan dan meraih ma'rifat Allah Ta'ala serta menjadi fan (larut) di dalam Allah Ta'ala, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman di tempat lain dalam Al-Quran:

"Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah ialah Islam." (QS. Ali-Imran, 3:20)
"Turutilah fitrat yang diciptakan Allah, yang sesuai dengan fitrat itu Dia telah membentuk umat manusia.... Itulah agama yang benar." (QS. Ar-Rum, 30:31)
Yakni, agama yang di dalamnya terdapat ma'rifat yang benar tentang Tuhan dan penyembahan terhadap-Nya dalam bentuk terbaik adalah Islam. Dan Islam telah ditanamkan dalam fitrat manusia, dan Allah Ta'ala telah menciptakan manusia dalam keadaan Islam serta telah menciptakannya untuk Islam. Yakni, Dia telah menghendaki agar manusia dengan segala kemampuannya terus-menerus menyembah, menaati, dan mencintai Tuhan. Itulah sebabnya Sang Mahakuasa dan Maha Mulia telah menganugerahkan kepada manusia seluruh kemampuan yang selaras dengan Islam.

Segala organ dalam dan luar yang telah dianugerahkan kepada manusia, atau segala kemampuan yang telah diberikan, tujuan sebenarnya dari semua itu ialah untuk mendapatkan ma'rifat Ilahi dan menyembah Allah Ta'ala serta mencintai Allah Ta'ala. Itulah sebabnya manusia di dunia setelah tenggelam dalam ribuan kesibukan mereka tetap saja tidak menemukan kebahagiaan sejati dalam suatu apa pun, kecuali pada Allah Ta'ala.

Setelah menjadi hartawan, setelah memperoleh kedudukan tinggi, setelah menjadi pebisnis besar, setelah meraih kekuasaan besar, setelah dijuluki filsuf besar, akhirnya ia pergi dengan hasrat-hasrat besar karena belenggu-belenggu duniawi itu, dan kalbunya senantiasa mengecamnya karena tenggelam dalam dunia. Hati-nuraninya tidak pernah menyetujui tindakan-tindakannya yang licik, penuh tipu-muslihat, dan curang.

Manusia bijak dapat juga memahami masalah ini dengan cara demikian: tugas-tugas paling tinggi yang dapat dilakukan oleh kemampuan-kemampuan suatu benda, yang lebih dari itu kemampuan-kemampuan tersebut terhenti, dianggap sebagai tujuan penciptaan benda tersebut. Misalnya, tugas paling tinggi seekor lembu jantan ialah membajak tanah atau menimba air sumur untuk pengairan atau untuk menarik pedati. Lebih dari itu ia tidak mempunyai kemampuan.

Bila kita mengukur kemampuan-kemampuan manusia --yaitu kemampuan paling tinggi yang terdapat dalam dirinya-- yang terbukti adalah padanya terdapat pencarian terhadap Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Besar. Sampai-sampai manusia berkeinginan untuk melebur dan tenggelam di dalam kecintaan Tuhan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi yang tersisa miliknya, semua telah menjadi milik Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun