Mohon tunggu...
Hendry Sianturi
Hendry Sianturi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

manusia yang miskin wawasan.\r\n"corgito, ergo sum; Aku berpikir maka aku ada"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kalau Iman Sudah Dilogikakan?

25 Agustus 2012   03:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:21 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan yang lebih sekuler lagi adalah pemikiran Hershel Shanks5 yang berpendapat bahwa: "Yesus memiliki sepupu bernama James, Putra laki-laki Yusuf dan Yesus memiliki Osuarium6 sehingga Yesus dianggap tidak pernah bangkit." Padahal Dia mengatakan dalam Lukas 9:22 bahwa: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Lalu mana yang benar?

Tidak perlu mencari kebenaran, karena tidak ada hakim atau yang dihakimi dalam hal ini. Dan pada akhirnya logika akan selalu dipusingkan dengan segudang pertanyaan untuk menyikapi ihwal diatas, sehingga akan berdampak pada penenggelaman iman kita. Bukan menjadi hal yang aneh untuk mengetahui informasi yang bersifat rasional dan mempengaruhi iman, tetapi ada baiknya untuk menyikapi informasi yang diperoleh apalagi yang berhubungan dengan faith (iman), jangan terlalu mengandalkan logika yang tidak akan menyelesaikan segudang pertanyaan yang ada di rasio kita.

Iman adalah sebuah kekuatan yang nyata. Dan tidak juga terlalu jauh untuk digenggam. Dalam bukunya yang berjudul He Still Moves Stone, Max Lucado mengatakan bahwa: "Kita sama seperti penyamun itu, tidak mempunyai lagi doa. Namun, kita bisa seperti penyamun kelak akan berdoa. Kita sama seperti penyamun, mendengar suara anugerah, dimana hari ini kita pun akan bersama-sama dengan Dia di dalam Firdaus. Dan kita, sama seperti penyamun, dapat menahan kepedihan karena kita tahu Dia segera membawa kita pulang."7 Dalam buku tersebut menitipkan pesan dan harapan bahwa iman tidaklah sesulit seperti apa yang disampaikan oleh orang-orang ahli Taurat, atau barangkali Gereja kita masing-masing, karena seorang penyamun pun bisa memiliki iman. Tinggal bagaimana kita bisa menyadari bahwa iman itu ada dan perlu dikembangkan tanpa menggunakan logika.

Sekali lagi tidak ada yang salah atau yang benar. Dan tulisan ini tidak mencoba mengintervensi hidup kita atau menggurui spiritual kita. Karena penulis tidak ingin terjebak pada lingkaran manusia naïf dan munafik. Hanya mencoba mengingatkan kembali bahwa akselerasi logika perlu sesekali di rem atau di seimbangkan dengan iman kita yang walaupun masih kita anggap lebih abstrak ketimbang logika. Tulisan ini mencoba menyentil rasional kita yang acap kali mengesampingkan hal-hal spiritual menyangkut iman kita. Dan memang kekuatan iman berada di luar lingkaran indera kita. Namun salah satu kalimat perpisahan-Nya dalam Yohanes 20:29b dikatakan bahwa "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Oleh karena itu, marilah mengembangkan iman, bukan logika semata. Dan marilah hidup berdasarkan kasih seperti yang pernah dipercontohkan oleh Yesus ketika menjadi manusia. He is a Human Perfect Prototype. Dia membuka gerbang keselamatan bukan menutup. Dia mensederhanakan iman bukan memperumit. Dia menjulurkan tangan bukan berpangku tangan. Dia membasuh bukan dibasuh. Dia mengasihi semua manusia bukan memusuhi manusia. Dia melewati siklus manusia (Lahir-Hidup-Wafat-Bangkit-Naik) dan kita pun kelak akan seperti itu. Dia adalah prototipe iman itu sendiri. Dan pada akhirnya iman akan menampilkan  keabsolutannya ketika akselerasi logika kita sudah kita hentikan. Iman menawarkan yang tak ada di saraf-saraf kita. Dia di berada di luar saraf sadar kita.

Iman bukan logika. Iman adalah keyakinan pribadi masing-masing orang. Dan Gambaran yang telah dijabarkan diatas semoga dapat bermanfaat bagi kesadaran spiritual kita.

The last but not least, mengutip kesimpulan Gino Moretto bahwa "Iman tidak di dasarkan melalui ilmu pengetahuan dan betapa tidak bijaknya jika iman didasarkan pada penelitian ilmiah dan historis"

Trims!

Uous

*Hendry Roris P. Sianturi, Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung dan Sekretaris GMKI Bandarlampung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun