Mohon tunggu...
Hendri Ma'ruf
Hendri Ma'ruf Mohon Tunggu... lainnya -

Hobi "candid photo," suka traveling, dan senang membaca plus menulis. Pernah bekerja di perusahaan, sekarang berkarya mandiri. Meminati masalah kepemimpinan, manajemen, dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Buat Saya, Jokowi Bukan Pilihan Utama

17 April 2019   13:15 Diperbarui: 17 April 2019   13:37 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilihan utama buat saya adalah calon presiden yang mempunyai karakter pemimpin. Tidak cukup seorang capres kuat pengalaman bisnisnya, kalau yang terbawa dengan kuat dalam kepemimpinan negara adalah sisi marketing-nya. Capres buat saya adalah yang kuat kepemimpinannya.

Ciri pemimpin yang kuat antara lain berani menjadi tidak popular seperti GusDur. Berani mengambil keputusan bakal memancing kebencian masyarakat pada dirinya. Kebencian yang muncul dalam diri orang-orang karena mereka tidak-tahu dan tidak cukup informasi untuk masalah yang dihadapi pemimpin negara.

Jokowi bukanlah pilihan utama bagi saya dalam ajang Pemilihan Presiden RI 2019-2024, karena beliau bukanlah pemimpin bangsa yang ideal. Beliau juga bukan negarawan.

Jokowi memang pandai mengambil hati. Banyak masyarakat yang dipikat hatinya dengan hadiah-hadiah buku atau sepeda atau kartu. Dia juga pandai mendramatisir suatu panggung acara dengan atraksi sepeda motor yang naik ke panggung. Piawai nian, mungkin karena beliau ini sangat jago di dunia marketing. Atraksi yang bersifat marketing gimmick, banyak dilakukan. Sehingga memperkuat kesan kehebatannya. Bahkan bagi sebagian orang, yang lebih kuat adalah kesan pencitraannya.

Banyak pendukung fanatiknya yang membela mati-matian kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi. Misalnya kebijakan membangun infrastruktur yang di satu sisi mulai dirasakan manfaatnya tetapi di sisi lain dicela habis-habisan karena pemborosan keuangan negara.

Terkait hutang negara pun, bermunculan kritik atau celaan. Belum lagi kebijakan yang cenderung menguntungkan negeri Cina yang menambah kuat kritik terhadapnya.

Dalam hal pemilihan calon wakil presiden, terasa sekali nuansa mengatur strategi untuk menang. Saya menyayangkan sekali bahwa ke-ulama-an seseorang dimanfaatkan sebagai senjata untuk menang dalam Pilpres. Juga saya sayangkan bahwa ulama yang bersangkutan mau menerima tawaran menjadi cawapres. Mengetahui dari berita-berita di media bahwa pilihan Ma'ruf Amin terjadi di hari terakhir menjelang pendaftaran capres yang mengejutkan banyak pihak, saya pun menyayangkan bahwa seorang ulama mau menerima tawaran dadakan yang sifatnya bagian dari strategi untuk memenangkan kursi Presiden.

Di sisi lain, Prabowo Subianto adalah seorang calon presiden yang menjadi andalan harapan dan sekaligus idaman sebagian Umat Islam untuk membawa kemajuan bagi Umat Islam Indonesia. Harapan adalah kekuatan manusia untuk maju dan berkembang. Harapan dapat menyatukan manusia. Prabowo adalah capres yang memberi harapan bagi umat Islam pendukungnya.

Sebagai muslim, saya mendukung keduanya untuk maju kontestasi dalam ajang Pilpres 2019. Buat saya, keduanya sama-sama Muslim yang boleh dipilih dan layak dipilih. Dengan keterbatasan masing-masing, saya merasa bahwa kalau ada calon ketiga, yang memenuhi harapan saya sebagai pemimpin (setelah memenuhi syarat kepribadian dan teknis dalam kepemimpinan) adalah orang yang terasa ketulusannya dalam bertindak, terasa keberaniannya mengambil keputusan yang tidak popular, dan benar-benar berani bersikap nothing to lose, maka dialah yang saya pilih jadi Presiden RI 2019-2024. Sayangnya, tidak ada calon dimaksud. Yang ada hanyalah pak Joko Widodo dan pak Prabowo Subianto. Saya harus memilih, dan pilihan saya adalah Jokowi karena alasan yang berikut ini.

Alasan saya unik, karena lebih pada cara pengungkapannya atau pada sudut pandang. Sebab, argumentasinya yang teknis ya tetap menggunakan data/informasi yang sudah diketahui masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun