Mohon tunggu...
Jendry Kremilo
Jendry Kremilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Eksploitasi Ekosistem Ber Tuhan Setengah-Setengah

25 April 2022   17:31 Diperbarui: 5 Mei 2022   19:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meluangkan waktu untuk sejenak hening dan melepas penat, sembari mendongak ke langit dan memohon berkat  sekaligus mengucap syukur atas keagungan Tuhan mungkin jarang dilakukan kebanyakan orang, termasuk saya. Saat bangun pagi, tubuh belum siap sepenuhnya.

Pikiran masih setengah melanglang buana di alam mimpi, sebab pagi itu liar. Belum jinak. Setidaknya harus mempersiapkan diri selama semenit untuk keluar dari masa hibernasi selama tidur semalaman.

Pagi-pagi sekali.Saya terbangun, kesadaran belum sepenuhnya timbul, tubuh  masih memaksakan diri untuk terus tertahan dalam belaian selimut yang hangat,jiwa pun seolah enggan untuk bersemangat bangun. Tapi dengan setengah kesadaran itu saya terbangun dan menuju kamar mandi untuk buang air kecil. 

Suasana pagi di kosan masih sepi, para tetangga kamar masih pada terlelap.Setelah dari toilet, saya membikin secangkir kopi dengan takaran khusus sesuai  selera , karena dipercaya kandungan kafein dalam kopi mampu membangkitkan kesadaran dan adrenalin  untuk bisa terus tersadar, itu secuil ilmu yang  saya dapatkan saat duduk di bangku SMP,kebenaran yang sudah dianggap benar walau  masih bias.

 Kemudian saya duduk didepan teras kos berukuran sempit, namun masih cukup nyaman untuk  seorang  pengangguran terselubung .Gemerisik dedaunan yang dibawa angin ditambah udara pagi yang dingin, masuk dan menembus pori-pori kulit, menjadi stimulus bagi bulu-bulu badan  untuk berdiri serentak.

Saya lalu menyeruput kopi pada putaran pertama, untuk menghilangkan kedinginan yang sudah menguasai tubuh , sejenak tak ada suara apa-apa.Hening. Lantas pikiran saya terbawa pada kekaguman tentang betapa indahnya dunia ciptaan Tuhan ini.

 "Kok bisa ya, saya masih hidup sampai saat ini?" 

Saya membayangkan betapa lebih mengagumkannya,jika  Tuhan membisikan sesuatu yang mampu menjelaskan alasan mengapa saya harus mengagumi semua ciptaan ini.

Menghargai Tuhan dan Ekosistem

Lamunan saya kemudian sirna, tatkala suara bising kendaraan dan asap knalpot motor yang mengepul  di jalanan, padahal masih pagi sekali, orang-orang sudah berburu waktu, entah menuju tempat kerja,sekolah,pabrik, pasar, dan sebagainya. Tentu ini merupakan sebuah kewajaran, mengingat Yogyakarta merupakan salah satu kota tersibuk di pulau jawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun