Mohon tunggu...
Hendri Nova
Hendri Nova Mohon Tunggu... -

saya sudah menikah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Konspirasi di Atas Konspirasi di Balik Penggalakkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)

3 Mei 2015   21:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Hendri Nova

Program penggalakkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) Bank Indonesia (BI) yang diresmikan 14 Agustus 2014 lalu, langsung membetot ingatan saya pada sebuah novel yang saya baca tahun 2010 lalu. Apa yang diceritakan novel berjudul Novus Ordo Seclorum karya Zaynur Ridwan tersebut, ternyata tidak mengada-ada.

Upaya untuk mengganti uang kertas menjadi uang giral atau digital, makin hari makin nyata. Jujur saya sedikit shock dengan GNNT seperti yang ditulis buku ini.

Meski saya sudah menggunakan ATM yang juga termasuk bagian GNNT, saya sampai sekarang tidak berani menggunakan kartu kredit dan sedikit kuatir dengan pembayaran non tunai.

Untung saja posisi saya sebagai seorang wartawan di Padang, membuat saya mendapatkan akses bertanya langsung pada Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar, Puji Atmoko, saat rilis GNNT di Unand waktu itu.

Puji Atmoko menjawab pertanyaan saya akan keuntungan memakai non tunai dalam bertransaksi. Menurutnya transaksi non tunai lebih praktis, efisien, mudah, bahkan mendukung perekonomian melalui peningkatan kecepatan peredaran uang (velocity of money).

Selain juga lebih aman dan meminimalisir angka kriminalitas, karena masyarakat tidak lagi bertransaksi dengan uang tunai dalam beraktivitas sehari-hari. Bahkan menurutnya, dengan memakai Non Tunai saat bertransaksi di supermaket atau mall, dapat menghindarkan dari pembayaran pengganti uang receh dengan permen.

Bahkan pengguna Non Tunai, tidak dirugikan sepeserpun dengan pembulatan ke atas, terhadap harga-harga yang bedanya Rp1. Semua dibayar dengan Non Tunai sesuai dengan harga yang tertera.

Menurutnya lagi, tindakan korupsi juga bisa ditekan dengan pembayaran Non Tunai. Apalagi pemberian uang tips, juga akan terminimalisir.

Saat naik taksi, bayar BBM di SPBU misalnya, akan meminimalisir modus tidak ada uang kembalian. Warga bisa membayar sesuai dengan harga yang tertera.

Tentu masih banyak keuntungan Non Tunai lainnya yang akan dinikmati, jika sudah memakainya. Salah satunya jika ada bonus-bonus atau diskon-diskon dengan memakai Non Tunai, tentu akan kebagian juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun