Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Blogger di www.sudutplambon.com, banyak membahas seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Belajar Menjadi Pemimpin Sejak Dini Lewat Organisasi di Dunia Pendidikan

16 Juli 2022   05:09 Diperbarui: 17 Juli 2022   09:37 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pramuka Siaga| Dok wikipedia.org/commons/Pnyopoenya via Kompas.com

Pemimpin merupakan orang-orang pilihan yang dipercayakan oleh sekelompok orang untuk memimpin mereka dan membawa mereka menuju satu tujuan yang sama. 

Tanggung jawab seorang pemimpin biasanya lebih berat lantaran di pundaknya ada banyak tugas yang perlu dia jalankan agar tujuan yang diinginkan bersama bisa terwujud. 

Mungkin dari kita pernah menjadi pemimpin, misalnya dulu waktu sekolah menjadi ketua kelas, menjadi ketua kelompok atau bahkan menjadi pemimpin pada organisasi yang ada di tengah kehidupan masyarakat. 

Atraksi Pramuka Trinusa SMA Negeri 1 TNS, 17 Agustus 2018 (Sumber: Dokumen Pribadi)
Atraksi Pramuka Trinusa SMA Negeri 1 TNS, 17 Agustus 2018 (Sumber: Dokumen Pribadi)

Masing-masing punya cerita dan pandangan tersendiri mengenai pemimpin dan sudah tentu begitu juga dengan saya. Ada banyak sekali cerita-cerita mengenai pemimpin yang perlu saya bagikan pada tulisan kali ini agar bisa menjadi manfaat dan semangat buat rekan-rekan yang membacanya.


Sejak SD, saya beberapa kali di kelas dipercayakan oleh guru dan teman-teman untuk menjadi seorang ketua kelas. Tugas ketua kelas palingan memegang absen, mengambil buku di perpustakaan, membuat jadwal petugas harian dan mengontrol, memanggil guru dan tentunya menjaga keamanan serta ketertiban kelas. 

Walaupun jabatan sebagai ketua kelas itu dirasa sederhana, tapi sadar atau tidaknya proses itu telah membuat saya tumbuh perlahan-lahan dan belajar banyak hal untuk menjadi pemimpin yang baik. 

Masuk ke jenjang SMP, kita mulai dikenalkan dengan organisasi intra sekolah yang biasa disebut dengan OSIS. Ketika duduk di bangku kelas 7, saya mulai menjabat sebagai sekretaris 2 OSIS di SMP saya yaitu SMP Negeri 1 TNS. 

Pelantikan Pengurus Osis SMP Negeri 1 TNS Periode 2013/2014, (Sumber: Dokumen Pribadi)
Pelantikan Pengurus Osis SMP Negeri 1 TNS Periode 2013/2014, (Sumber: Dokumen Pribadi)
Di sini, saya mengakui awal di mana saya mulai belajar betul-betul mengenai kepemimpinan. Sosok yang banyak mempengaruhi saya untuk bisa menjadi pemimpin yang baik adalah ketua OSIS saya waktu itu, namanya kak Vian Toyang. Sosok yang cerdas, kritis dan juga rendah hati. Orangnya sangat disiplin dan bertanggung jawab. 

Pagi-pagi sebelum siswa-siswi masuk di kelas, beliaulah orang yang pertama ada di sekolah. Saya sebagai bawahannya sudah tentu malu jika pemimpin saja memberikan contoh yang baik maka kita sebagai bawahan harus meniru apa yang sudah dilakukan oleh pemimpin.

Bekerja dengan beliau kita perlu disiplin. Ketegasan dan keseriusan beliau dalam memimpin kita sungguh tidak main-main. Selain di OSIS, beliau juga menjabat sebagai pratama pada gugus depan pramuka di sekolah, makanya jiwa kepemimpinannya sungguh luar biasa. 

Di pramuka, saya belajar banyak hal mengenai kepemimpinan. Dari situlah saya perlahan-lahan terbentuk untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Naik ke bangku kelas VIII SMP, saya diangkat menjadi ketua OSIS lewat rapat Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK). Saya waktu itu sedang bermain bola bersama teman-teman tiba-tiba saya diberitahu kalau saya terpilih menjadi ketua OSIS periode 2014/2015. 

Sudah tentu saya kaget bukan kepalang, tidak menyangka kalau saya dipilih memimpin lebih dari 300-an siswa. Saat saya menjabat banyak sekali kecemburuan dari kakak kelas terhadap saya lantaran seharusnya yang memimpin adalah mereka yang duduk di kelas XI. Akan tetapi, entah mengapa saya yang malah naik menjadi ketua OSIS. 

Masa-masa itu sungguh berat lantaran banyak sekali kakak kelas yang mencibir saya, menganggap bahwa saya tidak mampu nantinya memimpin organisasi tersebut. Banyak sekali pihak-pihak yang tidak menyukai, ditambah dengan ketegasan saya dalam menegakan peraturan di sekolah membuat teman-teman saya banyak yang membenci saya. 

Saya sering kali mendapatkan hinaan dan bulian dari kakak kelas. Semua itu saya simpan dalam-dalam. Lalu, saya akan tunjukan bahwa saya bisa mengemban tugas dan tanggung jawab ini dengan baik.

Ketika ada siswa yang melakukan pelanggaran, saya tidak main-main dalam memberikan sanksi. Tapi sebelum siswa lain diberi sanksi, saya terlebih dahulu sebagai pemimpin memberikan teladan yang baik. Selain itu, para pengurus OSIS saya tekan untuk bisa memberikan contoh yang baik.

Kegiatan kami banyak yang dijalankan terutama terkait dengan minat bakat. Setiap hari Sabtu, bakat-bakat siswa di bidang seni dan olahraga disalurkan. Saya benar-benar memperhatikan bakat dan minat mereka. Selain itu, pelatihan kepramukaan diwajibkan untuk diikuti semua siswa. 

Penguatan nilai-nilai nasionalis dan agama saya tanamkan dalam setiap kegiatan yang dibuat. Tiga bulan sekali ada kegiatan ibadah kreatif di mana siswa, guru dan pegawai berkumpul untuk beribadah bersama. Namanya ibadah kreatif jadi kegiatannya benar-benar kreatif.

Naik kelas IX, saya kembali dipilih oleh teman-teman MPK lantaran kualitas saya bagus dalam memimpin lembaga OSIS di sekolah saya tersebut. Banyak sekali perubahan dilakukan secara besar-besaran. Guru dan pegawai sudah tidak sibuk mengatur soal ketertiban siswa, kebersihan, dan keasrian di lingkungan sekolah. Saya benar-benar memperhatikannya. 

Penanaman dan penghijauan pun kami lakukan, di belakang kelas kami buat kebun sekolah dan apotek hidup. Selain itu, bidang kerajinan tangan kami lakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.

Di periode kedua saya, perubahan di sekolah saya terlihat jelas. Makin banyak kegiatan kesiswaan yang kami lakukan. Di satu sisi, saya sering dicibir dan dihina oleh teman-teman saya. Namanya juga pemimpin pasti ada yang pro dan kontra dengan kebijakan yang kita buat. 

Pernah satu waktu saya menghukum sahabat karib saya, namanya Steven. Sedikit cerita, saya dan Steven sudah berteman dari SD. Kami begitu karib, namun suatu ketika dia melanggar tata tertib. Rambutnya gondrong dan harus digunting karena peraturan di kelas seperti demikian. Oleh karena itu, saya sendiri yang menggunting rambutnya dan memarahinya di depan umum. 

Saya akui jika sebaliknya dia yang membuat demikian kepada saya pasti saya akan marah. Namun, teman saya tidak memarahi saya malahan dia tetap profesional dan mengatakan bahwa dia juga salah sebagai pengurus OSIS dia harus memberikan contoh yang baik. Akan tetapi, teman-teman saya yang lain malah menghujat saya. Menurut mereka, saya tidak punya jiwa kasihan karena itu teman saya sendiri malah dihukum. Saya benar-benar terjebak dalam hal ini.

Lanjut cerita, program saya di periode ini satu langkah lebih maju. Kami sebagai pengurus OSIS tidak ingin terlalu membebani pihak sekolah dalam memberikan dana kepada kami, makanya kami melakukan kegiatan bisnis dengan menjual es dan makanan kecil di sekolah. 

Pendapatan kami sangat banyak dan digunakan untuk menunjang kegiatan-kegiatan OSIS di sekolah. Pokoknya aktivitas bakat dan minat siswa begitu aktif. Siswa-siswi begitu senang karena bakat-bakat terpendam mereka bisa tersalurkan dengan baik.

Kami dengan sukarela membuat bak sampah di sekolah, (Sumber: Dokumen Pribadi)
Kami dengan sukarela membuat bak sampah di sekolah, (Sumber: Dokumen Pribadi)
Masuk SMA, saya kemudian bertarung dalam pemilihan OSIS. Akan tetapi, banyak sekali yang tidak menyukai saya. Menurut mereka, jika saya naik peraturan akan semakin ketat. 

Dua kali saya mencalonkan diri namun gagal. Walaupun saya merasa kecewa, akan tetapi Bapak Ibu Guru dan pegawai semuanya mendukung saya. Mereka sering menasehati saya untuk tetap berkarya. 

Jangan menyerah walau tidak bisa menjadi ketua OSIS. Dari motivasi mereka, saya kemudian berhasil mendirikan gugus depan pramuka di sekolah kami yang vakum. Saya dan teman-teman membangun bak sampah, membuat majalah dinding dan membentuk kelas-kelas seni.

OSIS di sekolah kami vakum karena dipimpin oleh orang-orang yang hanya memiliki banyak masa namun tidak ada kualitas. Walau saya berada di luar kepengurusan, namun saya tetap mempunyai keinginan untuk memajukan sekolah saya tersebut dengan cara saya sendiri.

Setelah lulus SMA, saya kemudian melanjutkan studi ke perguruan tinggi tepatnya di Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura. 

Dari awal kuliah saya tidak punya semangat sama sekali, lantaran harus mengikuti keinginan orang tua. Namun, mau bagaimana semuanya saya jalani saja. Semester-semester pertama berkuliah di sini banyak sekali tantangan. Saya merasa diri saya tidak bisa apa-apa dibandingkan dengan rekan-rekan saya lainnya. 

Waktu terus berlalu. Saya kemudian sadar bahwasannya jika saya hanya merasa diri saya tidak bisa apa-apa maka seterusnya akan seperti demikian. Oleh karena itu, saya kemudian mulai mengikuti organisasi, mencari koneksi dan pengalaman. Walaupun saya sibuk sana sini dengan organisasi tapi kuliah adalah prioritas saya.

Tertpilih Sebagai Ketua DPM Fakultas Teknik Unpatti Periode 2022/2023, (Sumber: Dokumen Pribadi)
Tertpilih Sebagai Ketua DPM Fakultas Teknik Unpatti Periode 2022/2023, (Sumber: Dokumen Pribadi)
Cerita berlanjut, ketika ada pemilihan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakutas di fakultas saya. Saya pun mendaftarkan diri. Awalnya, saya tidak percaya diri untuk bisa menang nantinya. Namun saya tetap komitmen kalau sekalipun saya tidak menang maka saya tetap harus menyampaikan keresahan-keresahan saya. 

Pemilihan pun berlangsung dengan penuh drama dan dinamika. Akhirnya, Kamis, 7 Juli 2022 saya dipercayakan oleh teman-teman untuk menjadi ketua umum di kepengurusan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas di fakultas saya.

Ini adalah tanggung jawab besar yang perlu saya emban. Saya tidak bisa menyombongkan diri dengan jabatan yang ada. Belajar dari kesalahan-kesalahan dan pengalaman sebelumnya maka ke depan dalam memimpin organisasi internal, saya sebagai mahasiswa tertinggi di fakultas saya ini maka saya perlu melakukan terobosan-terobosan yang dapat menguntungkan serta mensejahterakan mahasiswa.

Tugas saya adalah memperjuangkan dan menyuarakan keresahan para mahasiswa di fakultas saya. Janji serta visi-misi perlu saya jalankan dengan baik. Ketulusan hati saya untuk menjadi Ketua DPMF di fakultas saya lantaran timbul dari keresahan-keresahan saya selama ini. 

Oleh sebab itu, jika nanti apa yang menjadi keresahan saya tersebut tidak bisa diperjuangkan maka saya sama saja membuat resah banyak orang karena apa yang menjadi keresahan saya terhadap kampus itu pun keresahan dari teman-teman yang lain.

Ada nilai-nilai yang kemudian bisa dipetik dari cerita sederhana saya ini.

Pertama, pemimpin sejati adalah dia yang mau terus berjuang dan berkarya walaupun banyak halangan di depan.

Kedua, pemimpin haruslah bertanggung jawab dan disiplin. Pemimpin harus menjadi cermin untuk bawahannya. Jika pemimpinnya tidak mampu memberikan contoh yang baik maka hancurlah organisasi itu.

Ketiga, menjadi pemimpin bukan karena ingin terkenal dan dikenal banyak orang tetapi jadi pemimpin untuk bisa bermanfaat dan berkarya biar dikenang banyak orang.

Keempat, pemimpin sejati adalah mereka yang terus bangkit walau 1000 kali terjatuh. Pemimpin sejati adalah mereka yang tetap tegar walau banyak cobaan menghantam.

Kelima, memimpin haruslah dengan hati agar apa yang menjadi tujuan bersama bisa terwujud. Kerja sama dan kegotongroyongan perlu dijunjung tinggi agar tujuan bisa tercapai.

Proses yang berat hari ini saya yakin sebagai jalan menuju kesuksesan suatu saat nanti, jika dari sekarang kita sudah belajar menjadi pemmpin yang baik maka kedepan yakinlah kita nantinya bisa menjadi pemimpin-pemimpin besar di republik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun