Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengulik Tradisi Sarong Baju dari Negeri Makariki

6 Maret 2022   20:07 Diperbarui: 10 Maret 2022   04:00 2154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah itu, pemuka agama yaitu pendeta akan membuka prosesi tersebut dengan doa. Orang yang menyarungkan baju mananol ke pengantin perempuan nantinya bukan orang sembarangan tetapi harus berasal dari istri Kepala Dati. 

Baju yang dipakai disebut baju mananol, baju ini berwarna hitam dan berlengan panjang.

Sumber: Facebook/ Yola Titihalawa Lewerissa
Sumber: Facebook/ Yola Titihalawa Lewerissa
Setelah semua sudah duduk dan mencicipi hidangan yang disediakan, dalam kegiatan makan bersama ini nantinya mama-mama mananol akan menerangkan kepada mempelai perempuan mengenai keluarga mereka (keluarga mempelai pria). 

Seperti memperkenalkan para sanak saudara serta sebutan atau panggilan apa yang harus diberikan kepada orang-orang tersebut, misalnya siapa saja yang boleh di panggil Ua (bibi), siapa saja yang dipangil Wate (paman) dan mengenalkan konyadu-konyadu (ipar-ipar). 

Setelah selesai, mempelai perempuan akan keluar bersama pengantin pria kemudian bertemu undangan di luar rumah. Nantinya, pengantin pria akan membagikan sopi dan pengantin perempuan akan membagikan sirih pinang kepada para orang tua dan undangan.

Untuk acara sarong baju sendiri, tidak bisa dilakukan sembarangan hari namun harus pada hari Jumat. 

Alasannya, karena baju yang sudah dikenakan pengantin perempuan harus tetap dipakai dan tidak boleh dilepaskan selama tiga hari berturut-turut. Nah, pada hari ketika bertepatan dengan hari Minggu barulah baju tersebut dibuka. 

Maka otomatis waktu lepas baju tersebut akan tepat pada hari Minggu bertepatan dengan waktu beribadah, agar nantinya kedua mempelai akan ke gereja untuk menunaikan puji dan syukur kepada Sang Pencipta.

Masyarakat Negeri Makariki meyakini bahwa tradisi sarong baju dilakukan bukanlah sekedar kegiatan seremonial semata.

Akan tetapi, di dalam terkandung makna serta nilai-nilai filosofi yang mempunyai fungsi sebagai pedoman bagi kedua mempelai. Setiap prosesi tahap demi tahap yang dilakukan dalam tradisi ini memiliki makna tersendiri. 

Jika kita ulik lebih dalam misalnya makna dari antar atiting merupakan suatu perwujudan nilai tanggung jawab kegotongroyongan dalam kehidupan orang bersaudara yang selalu hidup harmonis merasakan suka duka satu sama yang lain secara bersama-sama dan saling menopang satu sama yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun