Salah satu pondasi penting kemajuan bangsa tentu terletak pada para pemudanya. Seperti kata Bung Karno dahulu, "beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kugoncang dunia". Begitulah kiranya, mengenai peran pemuda dalam kiprahnya membangun bangsa. Khususnya dalam aspek kreativitasnya guna membangun kemandirian ekonomi bangsa.
Semua tidak lepas dari peran lingkungan pendidikan dalam memberi ruang untuk pengembangan kreativitas yang bernilai ekonomis. Hal ini tentu saja dapat menjadi sebuah tujuan yang positif bagi pengembangan ekonomi bangsa Indonesia, dan sesuai dengan tema "Recover Together, Recover Stronger".
Presideni G20, dengan proyeksi perkembangan ekonomi global dalam konteks era industri 4.0, tentu berproyeksi dengan konsep era ekonomi digital. Mekanisme ekonomi berbasis digital bila dapat diperkenalkan sebagai area ekonomi berkemajuan, sekiranya hal ini dapat mendorong roda ekonomi bangsa. Khususnya bagi generasi muda saat ini.
Selama masa pandemi Covid-19, aktivitas digitalisasi nyaris terjadi disemua aspek sosial masyarakat. Baik dalam aspek pendidikan atau ekonomi. Tetapi, ada satu aspek yang sekiranya dapat dikembangkan lebih baik lagi. Yakni, optimalisasi peran pemuda dalam membangun ekonomi digital, yang kerap bersinggungan dengan isu-isu keuangan dan modal.
Nah, dalam hal ini tentu saja Bank Indonesia dapat menjembatani isu-isu terkait keuangan dan modal dalam Presidensi G20. Terlebih ketika ekonomi kreatif yang berorientasi digital ini dapat menjadi solusi alternatif untuk membangun ekonomi bangsa pasca pandemi Covid-19. Dimana seperti kita ketahui, semua bangsa terdampak perekonomiannya selama pandemi.
Bukan hal yang tidak mungkin, bila generasi muda dapat memahami peran sertanya dengan pelibatan-pelibatan membangun kreasi seni yang mempunyai nilai ekonomis. Tentu dengan pola pemanfaatan barang bekas hingga plastik kemasan. Maka proyeksi ekonomi inklusif bagi pemuda akan dapat berkembang dan berjalan dengan baik.
Peluang kerjasama yang berorientasi pada investasi hijau sekiranya juga dapat diselaraskan dengan pemanfaatan daur ulang sampah. Pengembangan kreativitas yang sarat akan tujuan ekonomi hijau bagi para generasi muda secara masif tentu akan memberi dampak positif bagi masa depan iklim dunia.
Jadi, bukan hanya dapat memberi peluang usaha bagi generasi muda, melainkan pengembangan kemandirian yang dapat membantu perekonomian keluarga tentunya. Maka, pengenalan akan pentingnya Presidensi G20 bagi pemuda, tentu akan sangat berguna untuk membuka peluang usaha yang berkemajuan.
Bangkit bersama adalah hal yang nyata saat ini. Bukan hanya kepada stakeholder Pemerintah semata, tetapi secara bersama segenap masyarakat demi masa depan ekonomi bangsa yang tangguh.
Hal ini menjadi area yang potensial tentunya, membangkitkan semangat dan berdayaguna untuk berkontribusi terhadap bangsanya. Dengan karya-karya kreatif yang sarat guna bagi masyarakat dan dunia. Terlebih bila kreativitas hijau ini dapat diperkenalkan secara masif bagi orientasi perekonomian dunia.