Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peristiwa 3 Juli 1946, Pemberontakan atau Kudeta?

3 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 3 Juli 2022   06:09 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Beberapa literasi Tan Malaka

Pendekatan fakta ini dapat penulis utarakan melalui penelitian literatif-historis yang pernah penulis lakukan. Dalam persoalan 3 Juli 1946, dapat dikemukakan hal ini adalah reaksi dari tajamnya konflik antar golongan yang terjadi kala itu. Baik dari eksponen nasionalis, agama, ataupun komunis/sosialis.

Semua tengah mencari peluang untuk saling berperan dan berkontribusi. Khususnya oleh elemen-elemen bersenjata, yang pernah membuat Jenderal Soedirman hingga Gatot Soebroto geram. Tetapi, sekali lagi, hal ini berdasarkan studi literatif yang pada kesimpulannya dapat disampaikan sebagai kritik sejarah.

Walau pada prinsipnya semua hanya demi menjaga Indonesia agar tidak dijajah kembali oleh Belanda. Terkecuali manuver Musso bersama Amir Syarifuddin pada peristiwa Madiun 1948. Dimana secara jelas melancarkan pemberontakan yang disertai upaya kudeta.

Perspektif pemberontakan dan kudeta sepertinya jauh dari anggapan kita selama ini. Mayjend Sudarsono justru bergerak secara inisiatif usai melihat Tan Malaka mendapatkan dukungan dari Jenderal Soedirman. Sekiranya alternatif kritik politik lebih tepat, walau tidak dilakukan secara demokratis.

Faktanya, usai Mayjend Sudarsono menghadap Presiden Soekarno, pasukan TNI yang berjaga di Istana justru langsung menangkapnya. Tidak ada pengecualian bagi pembebasan Sutan Syahrir dari penyekapannya. Lantas bagaimana dengan Tan Malaka?

Pada akhirnya ia juga ditangkap atas tuduhan kudeta. Bersama para pengikutnya, mereka dijebloskan ke dalam penjara. Hingga peristiwa Madiun membebaskannya, karena kekuatannya dibutuhkan pemerintah untuk mengimbangi pasukan Musso dengan FDR. Sekiranya inilah ulasan singkat mengenai peristiwa 3 Juli 1946. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun