Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Di Tempat Wisata ataupun di Rumah, Tetaplah Jaga Lingkungan

24 Februari 2022   17:00 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:03 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengumuman unik di bak sampah (foto via brilio.net)

Quote pertama tadi bisa dimodifikasi menjadi "sampah". Artinya jangan mengambil apapun, seperti bunga endemik yang hanya bisa tumbuh di tempat tersebut. Ambillah sampahnya, bekas bungkus makanan atau bekal yang dibawa dari rumah.

Sampahnya jangan ditinggal, tapi dibawa turun. Nanti baru dibuang di tempat yang semestinya.

Sampah-sampah yang bertebaran di gunung, masa terurainya sangat panjang. Seperti misalnya:

  • Kertas                       :    2,5 bulan
  • Kardus/karton      :    5 bulan
  • Kulit jeruk              :    6 bulan
  • Filter rokok            :    10-12 tahun
  • Kantong plastik   :    10-20 tahun
  • Kertas plastik, botol plastik: 50-80 tahun
  • Aluminium foil    :    80-100 tahun
  • Kaleng timah        :    200-400 tahun

Quote kedua maksudnya adalah jangan juga meninggalkan bekas coretan, tulisan, gambar, apapun yang bersifat vandalisme (merusak). Berwisata ke gunung memang tujuannya refreshing, bersenang-senang, melepas penat. Tetapi bukan kesenangan yang merugikan, membawa dampak buruk pada keasrian dan kealamian tempat tersebut.

Quote ketiga maksudnya adalah jangan membunuh makhluk hidup seperti hewan atau tumbuhan yang berada di wilayah itu. Termasuk bisa diperluaas untuk tidak membahayakan diri sendiri. Berangkat baik dan sehat, pulang jangan tinggal nama.

Filosofi yang Menular

Tiga pesan yang bagus dalam menjaga lingkungan tersebut sebenarnya dari mana asal mulanya?

Dari hasil penelusuran, ternyata moto tersebut digunakan oleh kelompok atau organisasi penelusuran gua dari Amerika Serikat yang bernama National Speleological Society (1941) dan Baltimore Grotto (1952).

Dalam bahasa Inggris, kalimat yang dipakai adalah: "Take Nothing but Pictures, Leave Nothing but Footprints, Kill Nothing but Time."

Berhubung makna dari moto itu bisa diterapkan ke banyak aktivitas, maka diadopsilah oleh para pegiat atau pecinta lingkungan. Misalnya kelompok pendaki gunung, panjat tebing, arus deras (arung jeram), dan lain-lain.

Kesadaran pentingnya menjaga lingkungan, tentu tidak eksklusif dimiliki oleh kelompok pecinta alam semata. Landasan etis ini tentu juga berguna oleh masyarakat umum yang kini lebih banyak dikuasai teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun