Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Senangnya Menemukan Harta Karun dari Negeri Belanda

9 Februari 2022   19:30 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:34 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase pemberitaan peristiwa "Peniwen Affair" (sumber: delpher.nl)

Melacak Harta Karun Arsip Media Belanda

Kebenaran memang pahit rasanya. Tapi bagaimanapun juga ia harus diungkap. Menelusuri kembali media massa yang menjadi sumber pemberitaan dalam kisah di atas tentu tidak akan mudah jika seandainya dunia digital masih berupa angan-angan.

Bayangkan kalau kita harus ke perpustakaan di Belanda,  berapa ongkos perjalanannya? Berapa lama waktu yang dibutuhkan mencari data yang dimaksud.

Kejamnya Belanda di lapangan pada peristiwa "Peniwen Affair", ternyata tak sekejam dalam pencarian literatur. Lewat perpustakaan tanpa batas di dunia maya, ternyata memang benar kita bisa menemukan jejak media massa apa saja yang memberitakan kejadian ini di masa itu.

Kita jadi tahu adanya pro dan kontra atau pihak yang berada di tengah-tengah. Mempertanyakan keakuratan kabar atau yang ingin segera mendapatkan kebenaran beritanya.

Seperti dalam kumpulan tangkapan layar beberapa edisi media massa yang menjadi gambar ilustrasi utama tulisan ini.  Banyak hal menarik bisa didapatkan dari arsip pemberitaan digital semacam ini. 


Jadi, kita tak akan terjebak dalam pemberitaan "katanya". Namun benar berdasarkan sumber yang bisa dipercaya.

Refleksi

Sebagai orang yang pernah belajar otodidak di media massa alias penerbitan, saya bersyukur karena bisa belajar ber-literasi secara mandiri. Bisa lebih mudah untuk mengantisipasi atau menilai sebuah media (khususnya online). Ia hanya sekadar mengejar rating belaka atau memang memberitakan sesuai dengan pedoman jurnalistik yang semestinya dilakukan.

Barangkali itu tantangan paling kentara yang perlu dibenahi untuk mewujudkan kedaulatan kebangsaan. Bukan hanya soal kecepatan memberitakan, namun akurasi pun penting.

Miris rasanya melihat sebuah media (apalagi yang sudah punya nama besar), dengan gampangnya meralat judul dan isi gegara mendapatkan banyak protes dari warganet. Atau celakanya, dengan seenaknya menurunkan berita yang sudah terlanjur beredar luas sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun