Saya kebetulan punya sedikit kebun kecil di area rumah. Ada tumbuhan yang langsung berakar pada tanah. Namun ada juga yang di dalam wadah plastik bekas, yang letaknya di lantai II terbuka yang tak terpakai. Kalau memasuki musim tanpa hujan begini, mau tak mau ekstra keras untuk menyirami tanaman yang tumbuh tersebut.
Kalau normalnya, cukup sehari disiram, tanaman masih nampak segar. Namun karena terik yang menyengat, mau disiram pagi atau sore, 12 jam lagi, tanahnya sudah tampak mengering kembali. Jadi tak cukup hanya sekali. Bisa layu dedaunannya, tanda kekurangan air.
Menariknya, di musim panas ini juga, di beberapa ruas jalanan kota Surabaya, saat ini banyak dijumpai pohon Tabebuya yang nampak mekar bersamaan. Dua pekan sampai hari Minggu kemarin saat olahraga bersepeda pagi, masih cukup banyak, nampak pohon-pohon  Tabebuya bergantian mekar.
Pohom Tabebuya jikalau mekar sempurna, tampak lebih indah jika yang terlihat hanya bunga-bunganya semata. Tanpa menyisakan dedaunan hijaunya yang ukurannya bisa lebih besar dari daun Mangga. Varian yang ada adalah kuning, pink (merah muda) dan putih.
Pelajaran dari Alam
Dua peristiwa di atas bisa menjadi pengingat dan pembelajaran. Kalau hanya melihat dari sisi minusnya, jelas merasa tidak nyaman. Namun jika melihat juga dari sisi sebaliknya, ternyata ada juga cerita yang indah.
Ya, begitulah hidup. Jelas perlu ada keseimbangan di dalamnya. Tak mungkin mengharapkan datang yang baik-baik saja. Kalau tidak sesuai harapan, biarlah itu menjadi cara dan adaptasi untuk berjuang menyesuaikan keadaan. Bukankah begitu?
Fenomena alam musim kemarau dan hujan serta pancaroba akan selalu ada. Siklus ini akan terus terjadi dan berulang demikian. Tinggal bagaimana cara menghadapinya, sesuai dengan persoalan yang sedang dan akan terjadi pada masa-masa itu.
Kemarau tahun ini, tahun lalu atau beberapa tahun di belakang, bisa saja berbeda persoalannya. Kalau toh sama, sudah ada pelajarannya.Tinggal menyempurnakan dari kekurangannya  Kalau belum (masih fresh), berarti akan menjadi pelajaran yang baru, agar di tahun mendatang kita lebih siap lagi memghadapinya.
Belajar dari setiap fenomena alam yang terjadi, beradaptasi dan 'menaklukkannya' adalah cara ras manusia untuk menang dan bertahan hidup. Dan perjuangan (struggle of life) itu dapat dimulai dari diri-sendiri.
6 September 2021