Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agama yang Dicari, Agama Juga yang Dibenci

29 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 29 Maret 2021   17:11 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Tidak ada yang akan menyangkal kalau keberadaan agama sebenarnya adalah untuk mengajarkan kebaikan. Namun sayangnya, konsepsi seperti ini seringkali hanya muncul di bibir saja. Tidak turun dalam tataran praktisnya. Terutama oleh mereka yang merasa menjadi "manusia suci".

Dalam kenyataan yang ada, justru terjadi yang sebaliknya. Dalam realita, melalui agama orang bisa saling membenci, memaki, marah, mengejek, mengumpat, dan bahkan bisa saling membunuh (fisik) dan menghancurkan (hak sosial). Atas nama agama orang rela dan tega membuat sesamanya menderita.

Memang, bagi orang yang benar-benar sadar hakikat beragama, memandang kejadian tersebut rasanya memilukan dan muncul rasa gundah yang mendalam. "Sungguh tidak masuk di akal. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Sebuah pertanyaan yang bisa jadi klise kalau kejadiannya terus-menerus terulang.

Dalam akal rasio yang jernih, tidak bisa menggali kedalaman berpikir, "Mengapa bisa terjadi?" Agama yang selama ini menjadi salah satu dasar perisai aturan, menjadi porak-poranda. Agama sudah kehilangan jati diri sebagai sosok yang memiliki nilai sakral dan begitu agung.

Semantologi agama yang memiliki makna cukup bagus: "tidak kacau", justru menampilkan hal sebaliknya. Agama, oh... agama.... Agama yang dicari buat ketenangan batin, buat kedamaian hati. Agama juga bisa menjadi ajang caci-maki dan biang persoalan.

Ayo, kembalikanlah wajah agama yang ramah, bukan yang suka marah-marah. Wajah agama yang mampu membuat perteduhan, bukan perseteruan. Agama yang membawa pada keharmonisan, bukan membuat kegaduhan pada jagad semesta.

29 Maret 2021

Hendra Setiawan

 *) Sebelumnya: 

(1).  Minggu Palma yang Lara  (Artikel Utama)

(2).  Melawan Kelompok "POKOK-nya" (Artikel Pilihan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun