Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Membuat Tulisan dengan Judul "Judulan"

23 Februari 2021   17:10 Diperbarui: 23 Februari 2021   17:41 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Bisa membuat tulisan panjang tapi bingung kala membuat judul? Ibarat juru masak, bisa membuat menu makanan enak. Terus kemudian ditanya, "Ini masakan apa?"

"Hmm, apa ya...? Belum tahu, belum ada ide. Bingung memberi namanya."

Nah, terus masakan tadi kalau mau dipamerkan, dihidangkan, atau dijual tapi tak ada namanya, apa bisa laku?

Memang bisa saja dinikmati sendiri, tapi sayang jika sudah susah-susah meracik, tapi tak bisa menghidangkannya kepada penikmat masakan. Tak ada yang mengapresiasi.

Sia-sia? Ya, kalau tetap tak bisa memberi nama. Tidak, jika sudah diberi nama, meskipun itu asal jadi.

Nama apapun dari masakan itu, apakah nanti bisa membuat orang tertarik untuk mencicipi atau sekadar melihat-lihat saja, urusan kesekian. Terpenting adalah, masakan yang sudah dibuat dan siap disajikan tadi sudah punya nama baru; brand, nama dagang.

Persis seperti itu juga ketika orang menulis. Kadang keasyikan membuat tulisan, begitu selesai, bingung, "Ini judulnya apa yang tepat?"

Mau seperti ini, tapi tujuannya begini. Mau seperti itu, tapi arahnya tak sepenuhnya ke situ. Mau ke sana, bisa juga, tapi tak sreg (sesuai kata hati).

Tulisan sebelum ini "Sudah 21 Hari Berganti, Trending (Lagi) Hari Ini, Ada Apa Anya?"adalah salah satu dari sekian ratus tulisan yang pernah dipublikasikan, yang mengalami "masa kebingungan membuat judul".

Biasanya malah tulisan belum ada draft-nya, tapi judul sudah didapatkan. Lancar-lancar saja, tanpa banyak hambatan setelah itu, haha.... Tulisan kelar, cek-ricek lagi, langsung siap tayang.

Teori Mudah Praktik Belum Tentu Demikian

Memang ada banyak kendala yang bisa membuat seorang penulis suatu saat merasa kebingungan dalam menentukan judul. Padahal judul tulisan adalah faktor terkuat untuk "promosi" tulisan. Kalau judulnya saja tidak menarik, orang juga akan melewatkannya begitu saja.

Kalau saingannya cuma 2-3 atau 3-4 tak masalah. Masih berkisar jumlah satuan. Tapi kalau sudah puluhan judul yang beredar, judul-judul yang cenderung biasa (standar) tak akan menarik minat orang untuk mampir melihat.

Nah, bagaimana agar terhindar dari "masa kebingungan cari judul". Sebenarnya gampang, fokus tulisan mengarah ke mana? Titik sentral itu yang akan menjadi judul tulisan.

Saya anti terhadap judul-judul yang mengarah pada clickbait. Lebih baik jujur pada isi tulisan ketimbang membohongi pembaca agar secara tanpa sadar "klik" tulisan yang dibuat. Pembaca bisa kecewa, dan suatu saat mereka tak mau lagi membaca karya kita. Rugi sendiri, kan?! Apalagi kalau sudah punya penggemar rahasia, silent reader. Bahaya itu, hehe...

Beda ya, antara membuat judul yang bisa membuat orang penasaran terhadap isi sebuah tulisan dengan judul yang dibuat seolah-olah benar demikian (sesuai judul tapi padahal isi sebaliknya).

Dalam ilmu jurnalistik, penulisan judul yang "baik dan benar" itu hendaknya ditulis sependek mungkin, tetapi tetap singkat, padat, dan jelas. Judul yang "baik" adalah judul yang dapat dibaca dalam satu tarikan nafas. Jika tidak, maka itu bukanlah judul efektif maupun efisien.

Satu lagi, ilmu psikologi banyak membantu orang untuk mendapatkan respon alias umpan balik dari sebuah judul tulisan. Jadi, membuat judul tulisan bisa juga dengan cara "memainkan perasaan". Tapi ini jangan ditujukan pada pasangan ya, bisa kelar hidupmu, haha...

Perasaan yang dimaksud antara lain adalah:
1. Terkejut, heran, tidak percaya
2. Penasaran, ingin tahu, bertanya-tanya
3. Kepastian, yakin, tepat
4. Galau, kuatir, resah
5. Simpati, empati

Penutup, tentu saja segmentasi pembaca. Judul yang menarik buat anak muda, tentu yang merasa sudah berusia di atasnya akan melewatkannya begitu saja. Sebaliknya, judul yang mengarah pada lansia, maka yang belum merasa lansia juga pasti akan melewatkannya.

Kalau tulisan itu ditujukan pada segmentasi pembaca umum, all generation, tentu perlu sering berlatih kreativitas. Biar tak sia-sia, seperti gambaran juri masak tadi. Sayang, tulisan bagus-bagus, pembacanya cuma segelintir orang.

23 Februari 2021

Hendra Setiawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun