Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Asyiknya Jadi Detektif Foto

14 Februari 2017   19:37 Diperbarui: 15 Februari 2017   10:07 8693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam kemarin (13/11/2017), seorang kawan bertanya lewat akun facebook-nya tentang keaslian sebuah foto. Dia menanyakan apakah foto yang ia share itu asli atau bukan. Fotonya seperti ini.

Sumber: facebook grup
Sumber: facebook grup
Sekilas tidak ada yang salah dengan foto ini. Baik-baik saja. Tidak ada yang terlalu aneh. Lantas, saya coba googling apakah ada foto yang memiliki kemiripan dengannya. Ternyata tidak ketemu. Setidak-tidaknya, belum ditemukan foto serupa. Ya, barangkali ada kata kunci yang kurang pas, sehingga google tidak dapat mencari kemungkinan kemiripannya. Hasil yang disarankan ternyata berbeda.

Bagi mata awam yang juga pengguna internet kebanyakan, tentu akan kesulitan untuk menentukan keasliannya. Beda bagi mereka yang berkecimpung di dunia IT. Dengan keahliannya, gampang mengatakan ini asli, ini editan alias tidak asli. Lebih jauh lagi, bisa ditunjukkan metadata (informasi dasar)-nya.

***

Sebenarnya ada banyak software yang bisa digunakan untuk melihat metadata foto. Barangkali yang paling umum digunakan adalah ACDSee. Di sana ada yang namanya menu properties, EXIF Data. Tes dengan foto sendiri.

Nampak EXIF (keterangan) data yang masih lengkap (foto dok. pribadi)
Nampak EXIF (keterangan) data yang masih lengkap (foto dok. pribadi)
Tetapi ada kalanya metadata tersebut tidak muncul lewat software yang sama ini. Misalnya foto-foto yang telah dibagikan melalui media sosial (internet). Seperti halnya terjadi pada foto yang jadi pertanyaan ini.
Metadata banyak yang kosong. Sulit mengetahui keterangannya.
Metadata banyak yang kosong. Sulit mengetahui keterangannya.
Di internet ada banyak situs atau blog yang membahas hal ini. Di sana diterangkan mengenai software apa saja yang bisa dipakai. Mulai dari yang simpel (tingkat pemula) hingga yang detail (tingkat lanjut). Silakan cari dan praktikkan mana yang lebih mudah.

Dalam hal ini saya cuma mempraktikkan cara yang paling sederhana saja bagi awam, melalui program penulisan sederhana berupa “notepad”. Langkah-langkahnya mudah saja sebenarnya. Silakan klik pada tautan sumber yang dimaksud di akhir tulisan ini.


Test case adalah foto saya sendiri. Hasilnya adalah seperti ini.

Percobaan dengan foto sendiri yang asli dan editan (foto: dok. pribadi)
Percobaan dengan foto sendiri yang asli dan editan (foto: dok. pribadi)
Pada foto aslinya, yang pertama, tidak diketemukan nama software pengolah foto apapun. Jadi simpulan sederhanya itu memang foto yang masih alami. Belum kena pengaruh program pengolah foto. 

Sedangkan pada foto kedua yang telah mengalami penambahan level kecerahan dan koreksi warna, hasilnya menunjukkan nama software yang dimaksud, yakni photoshop (lengkapnya Adobe Photoshop CS 3). 

***

Jadi untuk foto tersebut di atas apakah asli atau tidak, langkah awalnya bisa dilakukan perbesaran pada foto itu. Misalnya pada bagian tulisan ini.

Silakan kalau mau memperbesar sendiri...
Silakan kalau mau memperbesar sendiri...
Perbesaran foto untuk mencari tahu apakah ada penumpukan/penggantian tulisan tersebut. Tetapi ini kan mata awam. Benar atau tidak, perlu pembuktian lebih lanjut. Lantas, bagaimana dengan tes melalui “notepad”? Ternyata hasilnya adalah seperti ini.

Hasil pembacaan foto dengan notepad
Hasil pembacaan foto dengan notepad
Jadi, apakah foto itersebut asli atau tidak (rekayasa)? Silakan menentukan jawabannya sendiri kalau hasilnya seperti itu. Meskipun dengan cara begini, lantas setiap orang punya kapabiltas menjawab, tetapi biarlah yang memang punya kapasitas di bidangnya yang akan menjawab.

Sebagai perbandingan, ini kalau menggunakan software bernama JPEGsnoop. Hasil akhirnya menuliskan demikian: ASSESSMENT: Class 2 - Image has high probability of being processed/edited.

Tes dengan softtware metafile. Dokpri
Tes dengan softtware metafile. Dokpri
Artinya apa? Keterangan ini hendak menunjukan kalau foto tersebut kemungkinan besar pernah melalui proses editing. Namun begitu, sistem sedikit meragukan kepastianya. Hal ini  mungkin dikarenakan pada saat proses upload atau proses download foto tersebut tidak mempunyai data-data yang cukup lengkap.

Wah, rasanya asyik juga ya jika kita tahu hal-hal sederhana tapi berguna.... Sebagai penutup, berhubung masih terkait dengan Harlinas (Hari Libur Nasional) esok hari, jadilah dalam rombongan orang-orang cerdas. Jangan mau tertipu dan malah jadi pendukung golongan penyuka hoax. Bolehlah kita gak terlalu pinter dengan dengan teknologi, tapi jangan mau-maunya dibodohi.  

Meminjam tagline Hari Pers Nasional (9/2/2017) kemarin, “Pers Bermutu Rakyat Maju.” Maka begitulah juga kiranya, “Masyarakat cerdas, bangsa berkualitas.”

Foto: ist
Foto: ist
Oh, ya... Selamat merayakan Valentine's Day buat yang merayakannya. Bagi yang tidak, ya tidak usah marah-marah dan mengharam-haramkan sesamanya. Salam cinta damai untuk keindONEsiaan kita semua.... 

-end-

Sumber:

www.teknologikaku.com

www.editfotoline.com 

indonesiahackerevolution.blogspot.co.id 

         

Foto Asli

Foto Editan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun