Mohon tunggu...
Hendi Nukasep
Hendi Nukasep Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup hanya sekali, manfaatkanlah sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Super Vulcano, Dua Diantaranya di Indonesia

29 Oktober 2010   12:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:59 2531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 juta tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba.
Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat.

Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.

Gunung Toba ini tergolong Supervolcano. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang besar yang jika meletus kalderanya besar sekali. Volcano kalderanya ratusan meter, sedangkan Supervolacano itu puluhan kilometer.

Yang menarik adalah terjadinya anomali gravitasi di Toba. Menurut hukum gravitasi, antara satu tempat dengan lainnya akan memiliki gaya tarik bumi sama bila mempunyai massa, ketinggian dan kerelatifan yang sama. Jika ada materi yang lain berada di situ dengan massa berbeda, maka gaya tariknya berbeda. Bayangkan gunung meletus.
Banyak materi yang keluar, artinya kehilangan massa dan gaya tariknya berkurang. Lalu yang terjadi up-lifting (pengangkatan). Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Magma yang di bawah itu terus mendesak ke atas, pelan-pelan. Dia sudah tidak punya daya untuk meletus. Gerakan ini berusaha untuk menyesuaikan ke normal gravitasi. Ini terjadi dalam kurun waktu ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena daerah itu yang terlemah. Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera.

Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Indonesia


Gunung Tambora (http://www.laputanlogic.com/images/2006/03/24-118MYPE8800.jpg) terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada 8°25' LS dan 118° BT. Gunung ini termasuk gunung berapi aktif, dengan ketinggian puncak 2.850 meter.

Letusan
Letusan terdahsyat sepanjang sejarah manusia modern.
Pada tanggal 10 April 1815, Gunung Tambora meletus, memuntahkan magma hingga 100 km³, melepaskan 400 km³ debu ke angkasa hingga 44 km dari permukaan tanah
Korban letusan langsung: 117.000 korban jiwa dari tiga Kerajaan, Tambora, Pekat dan Sanggar.
Lontaran abu sejauh 1300km.
Radius suara letusan: 2600km
Endapan aliran piroklastik: 7-20m
Tsunami sepanjang pantai sejauh 1200km, tinggi 1-4m, di Maluku Tsunami hingga 2m

Pada tahun 1816, akibat letusan tersebut, suhu permukaan bumi menurun menyebabkan pendinginan global. Tahun ini dikenal pula sebagai "Tahun tanpa musim panas". Perubahan cuaca yang drastis ini menyebabkan penyebaran wabah penyakit dan kelaparan akibat gagal panen di seluruh dunia. Letusan Gunung Tambora paling tidak berdaya empat kali lipat dari letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Pada saat letusan terjadi, beberapa orang Belanda yang berada di Surabaya mencatat dalam buku hariannya mengaku mendengar letusan tersebut, juga beberapa orang di benua Australia bagian Barat Laut. Mereka mengira itu hanyalah suara gemuruh guntur karena tiba-tiba muncul awan mendung yang membuat redupnya sinar matahari. Namun mereka tidak yakin karena yang mereka yakini awan, ternyata adalah asap dan debu vulkanis.
Dan yang turun ke bumi bukanlah air melainkan debu dan kerikil kecil. Letusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung terdahsyat sepanjang masa yang pernah tercatat.

Pada saat gunung Tambora meletus, daerah radius kurang lebih 600km dari gunung Tambora gelap gulita sepanjang hari hampir seminggu lamanya, letusan yg terdengar melebihi jarak 2000km dan suhu Bumi menurun hingga beberapa derajat yg mengakibatkan bumi menjadi dingin akibat sinar matahari terhalang debu vulkanis selama beberapa bulan. Sehingga daerah Eropa & Amerika Utara mengalami musim dingin yg panjang. Sedangkan Australia dan daerah Afrika Selatan turun salju di saat musim panas.

Bahkan di Eropa selama setahun lebih matahari tidak menyinari dengan maksimal, tertutup awan vulkanis dari gunung Tambora yang dikenal didunia dengan istilah "A Year Without Summer" yang menyebabkan ribuan manusia di Eropa kelaparan, kedinginan dan jatuh korban meninggal hingga 5000 orang lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun