Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Merawat Bumi: Planet Kita Hidup Kita, Narasi dan Aksi Kaum Muda Ende di Hari Bumi 2025

23 April 2025   15:25 Diperbarui: 23 April 2025   16:39 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Meditasi menjadi cara simbolis untuk membangun kesadaran ekologis, menyentuh sisi spiritual dari kepedulian terhadap lingkungan. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk menggali, menganalisis, dan merespon isu-isu lingkungan yang selama ini menghantui keberlanjutan ekosistem.

Isu-isu lingkungan yang diangkat dalam diskusi seperti persoalan sampah di kota Ende, degradasi kawasan hutan, problematika pangan yang berkaitan dengan ketahanan komunitas lokal, hingga eksplorasi tambang geothermal yang mengancam ekosistem dan ruang hidup masyarakat. 

Kegiatan ini tidak berhenti pada tataran refleksi dan diskusi. Kegiatan dilanjutkan  dengan aksi nyata berupa konservasi mata air Ae Manu. Pada Rabu, 23 April 2025, sejak pukul 07.30 WITA, puluhan peserta dari komunitas dan mahasiswa STPM Santa Ursula berkumpul di Woloare, Kelurahan Roworena, melakukan penanaman pohon di sekitar mata air.

Konservasi Mata Air Ae Manu-Woloare, Kel. Roworena, Ende-NTT. Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
Konservasi Mata Air Ae Manu-Woloare, Kel. Roworena, Ende-NTT. Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Kegiatan ini mengandung pesan kuat: kaum muda tidak hanya menanam pohon secara fisik, tetapi juga menanam nilai: bahwa merawat bumi adalah tanggung jawab kolektif.

Kolaborasi antara lembaga pendidikan seperti STPM Santa Ursula dan komunitas akar rumput seperti Kampus Tanpa Dinding menunjukkan pentingnya sinergi dalam membangun gerakan ekologis berbasis nilai dan aksi. Hari Bumi dijadikan momentum untuk mengasah kesadaran kritis dan membangun tindakan kolektif yang berdampak

Akhirnya, kolaborasi ini memperlihatkan bahwa pendidikan lingkungan hidup yang holistik memerlukan pendekatan spiritual, intelektual, dan praksis. Di tengah tantangan global yang kompleks, suara dan tindakan kaum muda menjadi harapan. Merawat bumi bukan sekadar tugas ekologis, tetapi panggilan hidup bersama sebagai satu komunitas yang berbagi planet yang sama. Maka, bila kita ingin masa depan yang lestari, kita harus mulai hari ini dengan mencintai bumi, dari tempat kita berpijak. Merawat bumi, rumah kita satu-satunya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun