Dalam konteks ini, produktivitas lansia terbukti melalui beberapa faktor. Pertama, pengalaman yang dimiliki lansia dapat menjadi modal berharga dalam menjalankan bisnis mereka.Â
Mereka telah mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan selama bertahun-tahun, yang dapat diterapkan dalam mengelola usaha kecil mereka.Â
Kedua, motivasi untuk tetap aktif dan produktif dalam mengelola bisnis mereka juga dapat meningkatkan kinerja mereka. Ketiga, kemajuan teknologi telah membuat wirausaha di rumah semakin mudah dilakukan.Â
Lansia dapat menggunakan platform online untuk memasarkan produk atau jasa mereka, sehingga membuka akses ke pasar yang lebih luas. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap relevan dalam era digital saat ini.
Dengan demikian, berwirausaha di rumah menawarkan sejumlah keuntungan bagi lansia yang ingin tetap produktif setelah pensiun. Dan memungkinkan lansia untuk tetap aktif secara sosial dan ekonomi tanpa harus meninggalkan kenyamanan rumah mereka.Â
Berwirausaha di rumah juga memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengatur waktu dan beban kerja, sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan lansia, serta memungkinkan lansia untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam lingkungan yang lebih terkontrol.Â
Selain itu, berwirausaha rumahan memberikan rasa kepuasan dan prestasi pribadi yang mungkin sulit ditemukan dalam lingkungan kerja korporat.
Lansia dapat memilih bidang yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka, seperti kerajinan tangan, pemasaran online, berternak dan berkebun, usaha kios, atau jasa konsultasi.Â
Sebagai contoh, sejak beberapa tahun lalu, orang tua saya, yang merupakan pensiunan guru, memilih untuk menjalani kehidupan pasca pensiun dengan berwirausaha di rumah.Â
Bapak saya, dengan semangat yang masih membara, memutuskan untuk berternak dan berkebun, sementara ibu saya membuka kios kecil di rumah.