Mohon tunggu...
Helmy Wijaya
Helmy Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca adalah kunci pintu membuka cakrawala berpikir

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Restu dari Permaisuri Dunia Akhirat

17 September 2022   09:28 Diperbarui: 17 September 2022   09:40 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Restu dari permaisuri dunia-akhirat (istri yang sah). Mendengar dan membaca judul itu, penulis merasa ada sesuatu yang misterius. Dinamainya misterius itu adalah ada pesan moral yang baik atau buruk. 

Sebagai contoh, waktu menjalankan kuliah strata dua. Penulis kuliah saja, tanpa beban. Namun, apa yang dilakukan oleh penulis terus belajar dan mengajar di hari Senin sampai Jumat. Pada hari Jum'at sampai Ahad  kuliah, hari Jum'at ba'da (setelah) masuk kuliah sampai Ahad. 

Mulai dari 2006-2010, mulai tentang 2006 sampai 2008 terjadi gundah (kegelisahan yang mendalam). Karena, setelah belajar dikampus sambil membuat proposal tesis. Ada saja, hambatan dan tantangan. Diantaranya, dosen yang tidak sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tidak sesuai dengan penulis. Hingga penulis merasa frustasi dan malas untuk menulis proposal tesis. 

Tapi penulis, pantang menyerah untuk menuntaskan proposal tesis. Pada akhirnya, penulis merenung. "Apa yang membuat setiap penulis berusaha sampai dua tahun belum berhasil (hampir droup-out dari kampus)". Namun, pihak kampus yang dikenal kampus ujung impian asa(harapan). 

Pihak kampus, memberikan kesempatan kepada penulis untuk terus bersemangat menyelesaikan proposal tesis.

Sambil merenung dan mencoba berbagai cara, dari meminta saran dari orang tua dan teman sejawat.

Pada saat penulis merasa kebingungan, sampai datang suara adzan Jum'at dari masjid dekat kampus. Penulis, mendengar dengan seksama dan penuh antusias dari Khotib Jum'at. Disana, berisi pesan moral untuk selalu berusaha untuk meningkatkan kebaikan kepada siapapun dan berada dimanapun. Terutama pada niatnya dan restu (izin) dari diri sendiri, orang tua dan keluarga (istri yang sah). 

Pada saat ini, penulis berpikir ini yang menjadi penyebab utama. Kenapa ada saja, masalah dalam pembuatan test. Setelah dari masjid dekat kampus, langsung penulis menelepon istri tercinta.

Dengan suara yang meminta maaf dan restu izin dari istri, agar bisa lancar segala urusannya. 

Mulai dari sini, penulis merasa ada perubahan luar biasa. Dari sini penulis, selalu menghadiri setiap sidang tesis untuk mendapatkan informasi dan inspirasi dari peserta ujian tesis.

Pada saat, menunggu sidang tesis dari teman-teman yang mau sidang, penulis duduk termenung dan bingung. Dari tempat duduk penulis, ada salah seorang Bapak Ustadz yang energik, menyapa dan menengur. Assalamualaikum.wr.wb.

Apa kabar Pa? Jawab saya, wa'alaikum salam. Ustadz tersebut, bertanya apakah Bapak sudah sidang tesis? Jawab, penulis, belum selesai proposal tesisnya. Ustadz, tersebut mengajukan pertanyaan, mana proposal tesis saya. Penulis, langsung berikan proposal tesis tersebut, dibaca proposal tersebut. Tanpa banyak bicara, Ustadz tersebut, mengajukan pertanyaan kepada saya. Kapan mau sidang tesis kepada saya. Penulis jawab sejadinya tesis, Ustadz tersebut oke saya bantu tiga hari (itu katanya), namun penulis bertanya. Bagaimana bisa tiga selesai, karena tiga itu waktu sidang tesis sudah berakhir.

Lalu ustadz tersebut, langsung mengajak penulis ke kantor TU kampus, untuk memberikan informasi kepada pihak kampus, apakah bisa dibuatkan jadwal khusus sidang tesis buat penulis.

Dengan penuh suka cita pihak kampus menyanggupi permintaan dari ustadz tersebut, dengan perasaan terharu penulis semangat kembali.

Mungkin ini jawaban doa dan ketulusan dari istri sah untuk menyelesaikan proposal tesis.

Pada akhirnya, penulis selesai dengan hasil yang memuaskan.

Terimakasih kepada Allah SWT, orang tua, istri sah dan teman sejawat serta ustadz (Allah SWT mengutus untuk menolong penulis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun