Mohon tunggu...
Helmi Nawali
Helmi Nawali Mohon Tunggu... -

Student at Doctoral Program in UIN Maulana Malik Ibrahim, Secretary at Islamic Boarding School Annur 2 Al-Murtadlo (www.annur2.net)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Basmi Sifat Materialisme dengan Zuhud

5 Maret 2014   00:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Suatu saat seorang sahabat meminta nasehat kepada Nabi Muhammad saw. Wahai Rasul, apa yang harus saya lakukan agar saya dicintai oleh Allah dan sesama manusia? Nabi menjawab:

إِزْهَدْ فِي الدُّنْيا يُحِبَّك الله، وازْهَدْ فيما عِنْدَ النَّاس يُحِبَّكَ النَّاس

Zuhudlah terhadap dunia agar kau dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia agar kau dicintai mereka”.

Pernyataan sahabat “agar ia dicintai oleh Allah dan sesama manusia” merupakan pernyataan yang penting dalam kehidupan. Hidup bergelimang harta, tahta, wanita tapi tidak dicintai orang lain, maka hidup terasa tidak bermakna. Berbeda bila kita hidup pas-pasan, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan primer saja, sementara untuk memenuhi kebutuhan sekunder harus menabung setahun misalnya, akan tetapi semua orang mencintai kita, maka pasti hidup ini terasa bahagia dan penuh makna. Dan akan lebih bermakna bila semua kebutuhan hidup terpenuhi dan kita dicinta semua orang. Dengan demikian, maka cinta menjadi kunci kebahagiaan, kesuksesan dan ke-bermakna-an sebuah kehidupan.

Untuk menjadi orang yang dicinta, Rasulullah saw. hanya memberikan satu tips saja, zuhud. Zuhud biasa diartikan sebagai perasaan hati yang tidak tergantung dengan materi. Zuhud itu adalah perasaan yang ada dalam hati. Sehingga bisa saja orang yang berpakaian mewah, mengendarai mobil Alphard, dan menempati rumah yang mencakar langit menjadi zahid (orang yang zuhud), asalkan harta dan materi yang ia miliki tidak membuat hatinya merasa ketergantungan. Salah satu indikasinya, baginya sama saja kehilangan uang 100 rupiah atau 100 juta. Sebaliknya, orang miskin tidak serta merta bisa kita sebut zahid. Bisa jadi secara fisik ia tidak bergelimang harta, tapi hatinya senantiasa sibuk memikirkan harta dan materi. Konon ada seseorang yang ingin berguru kepada seorang ulama’ yang hidup pas-pasan. Untuk makan saja ia harus memancing di sebuah sungai. Ulama’ tersebut memarahi orang itu dan berkata: Jangan berguru kepadaku, sebab hatiku senantiasa sibuk memikirkan bagaimana caranya mendapatkan makanan keluargaku. Aku bukan seorang yang zuhud. Tapi bergurulah kepada si fulan yang kaya raya, sebab ia benar-benar telah menjadi seorang zahid.

Ada pula sebuah kisah yang menegaskan bahwa zuhud itu adalah perasaan hati bukan persoalan bergelimang harta atau tidak. Ada seorang sufi yang terkenal sangat kaya raya, disamping juga terkenal kezuhudannya. Anggaplah ia bernama fulan. Suatu saat ia berjalan-jalan dengan delman (sekelas Mobil Ferrari untuk saat ini). Saat tiba di tengah hutan, ia bertemu dengan seseorang yang ingin menemui sufi fulan. Ia tidak tahu bahwa ternyata yang menaiki delman tersebut adalah orang yang ingin ia temui. Iapun diajak untuk ikut menaiki delman itu. Si fulan itu memberikan gelas yang penuh dengan air pada orang tadi. Ia berpesan, kau boleh ikut kami asal kau harus memegang gelas ini dan tidak boleh tumpah sedikitpun. Rombongan itu terus melaju menuju tempat-tempat indah, danau-danau yang mempesona, pasar, dan tempat-tempat lainnya. Setelah dirasa cukup, delman itu melaju ke rumah si fulan. Sesampainya di sana, si fulan bertanya pada orang yang ditugasi memegang gelas tadi. Apa Anda menikmati perjalanan dan rekreasi ini? Ia menjawab, bagaimana mungkin saya menikmatinya sementara saya harus fokus menjaga gelas ini agar tidak tumpah. Begitulah keadaanku, kata si fulan. Secara fisik mungkin kau lihat aku bergelimang harta. Tetapi, hatiku sama sekali tidak tergantung pada harta-hartaku.

Tips zuhud sebagaimana yang dipesankan oleh Rasulullah saw. setidaknya memberikan pelajaran agar hati kita tidak tertambat dengan materi. Di lain tempat, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa cinta dunia adalah asal-muasal segala kesalahan dan dosa. Sebab kecintaanmu terhadap sesuatu membuatmu buta dan tuli (terhadap kebenaran). Kecintaan yang begitu dalam terhadap materi akan menggiring kita untuk mendapatkannya dengan cara apapun. Tak peduli apakah hal itu dilarang oleh agama. Tak dihiraukan lagi apakah itu hak milik orang lain. Yang ada dalam hati dan pikirannya hanya satu, aku cinta barang itu.

Lalu bagaimana tips menjadi zahid? Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, seorang sufi yang terkenal dengan kezuhudannya, suatu saat ditanya oleh seseorang. Wahai imam, apa rahasia kezuhudanmu? Bagaimana caranya menjadi zahid sepertimu? Ma sirru zuhdik ya imam? Al-Bashri menjawab, tips zuhudku tercermin dalam empat kalimat berikut ini.

Pertama, ‘alimtu anna rizqi lan ya’khudzahu ghairi, fa ithmaanna bihi qalbi. Yakinlah bahwa rezeki sudah ditentukan dan diatur oleh Allah swt. Sehingga tidak mungkin rezekiku diambil oleh orang lain. Begitu pula sebaliknya, rezeki orang lain tidak akan nyasar kepadaku. Dengan menancapkan perasaan semacam ini akan membuat hati tentram, tenang dan tidak gelisah. Bukankah saat dalam rahim ibu, Allah sudah menentukan empat hal bagi setiap insan; rizqi, ajal, jodoh, nasib (beruntung atau merugi)? Bukankah Allah menjamin rezeki setiap makhluk hidup? Al-Quran menyebutkan bahwa tiap hewan melata sudah ditanggung rezekinya oleh Allah swt (Lihat QS. Hud: 6).

Kedua, ‘alimtu anna ‘amali lan yaquma bihi ghairi, fa isytaghaltu bihi wahdi. Tanamkan dalam hati bahwa ibadah itu bersifat individual. Ibadah tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Misalnya, aku sedang malas, tolong kau lakukan sholat sebagai ganti sholatku. Ibadah tidak pernah ditanggung oleh Allah swt. sebagaimana rezeki. Maka sungguh aneh, manusia sangat giat mencari rezeki padahal sudah dijamin oleh Allah swt. Namun, ia malas beribadah padahal Allah tidak pernah menjamin ibadah siapapun. Bila ibadah bersifat individual dan tidak dijamin oleh Allah, maka hanya satu hal yang bisa dilakukan yaitu setiap individu harus giat melaksanakan ibadah tersebut.

Ketiga, ‘alimtu anna Allah muththali’ alayya, fa istahyaytu an yarani ‘ala ma’shiat. Allah itu maha tahu dan maha melihat. Penglihatan Allah berbeda dengan penglihatan makhluk. Penglihatan Allah tidak terbatas, tidak terhalang oleh jarak dan benda, tidak terbentur oleh kegelapan. Di manapun, kapanpun, dalam kondisi apapun, Allah swt. bisa melihat setiap hamba-Nya. Maka, kita harus malu bila dilihat Allah sedang dalam keadaan negatif. Malu bila dilihat Allah sedang dalam kondisi berzina. Malu diketahui Allah bila sedang mencuri, merampok, korupsi, dan sebagainya. Perasaan malu inilah yang kata Nabi disebut sebagian daripada keimanan. Sebab perasaan malu melakukan maksiat dan dosa akan mengantarkan kita menjadi insanyang beriman.

Keempat, ‘alimtu anna al-maut yantadhiruni, fa a’dadtu lahu ‘uddati. Setiap makhluk memiliki batas waktu. Pepohonan akan tumbang dengan sendirinya bila ia sudah lapuk. Gedung bertingkat akan hancur seiring usianya. Begitu pula manusia. Tidak ada satu manusiapun yang bisa hidup sepanjang masa. Ia mempunyai batas waktu (ajal). Bila sudah tiba ajalnya, tak bisa diundur atau dipercepat. Maut dengan setia senantiasa menanti kedatangan kita. Maka, pertanyaannya: Sudah siapkah Anda dijemput oleh Maut? Seberapa bekal yang kau persiapkan untuk kematian? Siapa yang akan menoolongmu bila kematian sudah tiba?

Empat tips ala Al-Bashri tersebut bila betul-betul diterapkan dan dilakukan dengan baik akan membentuk sebuah pribadi yang zahid, semangat beribadah, dan takut melakukan perbuatan negatif atau merugikan orang lain. Pendek kata, empat tips ini akan mengantarkan kita menjadi insan kamil. Wallahu a’lam.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun