Mohon tunggu...
Helen Tuhumury
Helen Tuhumury Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Quiet but an easy going person

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memperjuangkan Kembali Konsumsi Pangan Lokal Maluku di Tengah Kenaikan Harga Beras: Suatu Kebutuhan Mendesak

26 Februari 2024   14:13 Diperbarui: 27 Februari 2024   05:11 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beragam jenis umbi-umbian yang masih menjadi bagian dari sumber pangan lokal di Kampung Nelayan Siwalima, Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku (KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)

Pangan lokal sering kali lebih tahan terhadap perubahan iklim dan penyakit tanaman dibandingkan dengan tanaman monokultur seperti padi. Ini membuatnya menjadi pilihan yang lebih andal dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks. Pangan lokal sering kali lebih kaya akan nutrisi daripada beras putih. 

Misalnya, sagu kaya akan karbohidrat dan serat, sementara umbi-umbian seperti ubi jalar mengandung vitamin dan mineral penting. Mengonsumsi pangan lokal dapat membantu meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.

Analisis Perbandingan

Mari kita bandingkan konsumsi beras dengan konsumsi pangan lokal Maluku melalui beberapa aspek:

  1. Ketersediaan: Produksi beras lebih terpusat di daerah tertentu seperti Jawa dan Sumatera, sementara pangan lokal Maluku tersedia secara melimpah di wilayah Maluku sendiri serta daerah-daerah lainnya di Indonesia. Ini menjadikan pangan lokal lebih mudah diakses oleh masyarakat di berbagai wilayah.

  2. Kebutuhan Air: Tanaman padi membutuhkan air yang cukup banyak untuk pertumbuhannya, sementara tanaman pangan lokal Maluku sering kali lebih tahan kekeringan dan memerlukan sedikit air. Ini sangat penting mengingat tantangan kekurangan air yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.

  3. Keamanan Pangan: Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi masalah kekurangan stok beras yang mengkhawatirkan. Konsumsi pangan lokal Maluku dapat menjadi alternatif yang memperkuat ketahanan pangan negara, mengurangi ketergantungan pada impor beras.

  4. Kesehatan: Sagu, umbi-umbian, dan sukun merupakan sumber nutrisi yang kaya dan sehat. Dengan mengonsumsi pangan lokal Maluku, masyarakat dapat meningkatkan asupan gizi mereka, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi angka stunting dan masalah kesehatan lainnya.

Langkah menuju pemulihan

Mengingat manfaat yang jelas dari mengonsumsi pangan lokal Maluku, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk mempromosikan dan mendukung konsumsi ini. Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang keunggulan pangan lokal Maluku dari segi nutrisi, keberlanjutan, dan ketahanan pangan. 

Kampanye edukasi perlu dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk sekolah, media massa, dan komunitas lokal. Pemerintah perlu memberikan dukungan kebijakan dan insentif untuk petani lokal, termasuk subsidi untuk pengembangan infrastruktur pertanian, akses pasar yang lebih baik, dan pelatihan teknis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun