Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kegalauan Orangtua Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka

8 Mei 2021   09:48 Diperbarui: 8 Mei 2021   15:43 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru menggunakan masker dan pelindung wajah saat menerangkan pelajaran dalam kelas tatap muka di TK An-Nuur, Jakarta Selatan, Selasa (4/8/2020). Uji coba pembelajaran tatap muka ini berlangsung dengan menjalankan protokol kesehatan Covid-19.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Tentunya kita pernah melihat di berita ada anak-anak tertidur saat melakukan PJJ dengan pose yang lucu-lucu. Namanya anak-anak, susah juga dipaksa untuk tetap fokus. Atau anak-anak yang berpura-pura membuka laptop untuk PJJ, tapi malah asyik menonton YouTube atau bermain game.

Keterbatasan lain yang dihadapi adalah tidak semua sekolah memiliki fasilitas Zoom berbayar untuk PJJ. Penyampaian materi pelajaran dibatasi waktu Zoom gratisan, tanpa mempedulikan apakah seluruh materi sudah disampaikan ataupun para  siswa sudah mengerti dengan materi yang diajarkan.

Permasalahan lain yang sangat dikuatirkan adalah learning loss. Menurut Perhimpunan Pendidikan dan Guru, capaian materi dan pemahaman materi siswa selama PJJ hanya mencapai 40%. 

Dengan demikian, pembelajaran selama PJJ dianggap tidak efektif. Materi yang disampaikan oleh guru kadang-kadang belum tentu dapat dipahami siswa saat belajar tatap  muka di sekolah, apalagi jarak jauh. 

Bagi orangtua yang juga bekerja, agak kesulitan untuk mengatur waktu menyelesaikan pekerjaan kantor dan di saat yang sama harus mendampingi anak-anak selama PJJ. 

Tidak jarang orangtua komplain merasa beban mengajar yang harusnya menjadi tugas guru, sekarang dilimpahkan ke pundak orangtua. Apalagi bagi orangtua tunggal, beban dirasa makin berat.

Belum lagi pelajaran anak-anak zaman sekarang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan saat orangtua dulu bersekolah. Jadi orangtua pun susah mengikuti pelajaran anak-anak walaupun ikut mendampingi selama PJJ. 

Ada orangtua yang merasa wong dulu saja sekolah dapat nilai matematika dan fisika jelek, eh dilalah malah disuruh ngajarin anak. Ada lagi orangtua yang merasa anaknya tidak secerdas yang diharapkan. Akibatnya, saat mengajari anak malah marah-marah dan membandingkan kecerdasan dirinya dengan si anak. Belum lagi orangtua juga dikejar-kejar tenggat waktu di kantor. Orangtua stres, anak-anak juga ikutan stres. Apalagi kalau guru memberi pekerjaan rumah yang menumpuk.

Pekerjaan rumah membuat video juga menjadi tantangan tersendiri. Pembuatan video membutuhkan keahlian dari pengambilan gambar dan mengedit, sedangkan waktu pengumpulan tugas video sering mepet. 

Pengambilan gambar berulang-ulang agar video sempurna bisa membuat orangtua naik darah. Hal ini juga memicu stres bagi anak dan juga orangtua.

Sebelum pandemi, banyak orangtua yang mengikutsertakan anak-anaknya les di luar sekolah. Dan selama ini, memang efektif membantu orangtua sehingga orangtua tidak turun langsung menghadapi anak belajar sehingga benturan-benturan mengajari anak belajar dapat diminimalkan. Selain memang memang orangtua hampir tidak punya waktu. Namun sejak pandemi, kegiatan les pun dihentikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun