Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Serba-serbi WAG dan Cinta Lama Belum Kelar

11 April 2021   17:10 Diperbarui: 11 April 2021   17:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Nah, selain masalah topik bahasan yang yang kurang membumi, WAG alumni memiliki dinamika lain yang menarik. Salah satunya adalah cinta lama yang belum kelar. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu sejak kelulusan, sekarang dipersatukan dengan WAG. Dari yang tidak tahu nomor ponsel mantan gebetan, sekarang jadi tahu. 

Mau bertanya kabar secara langsung secara pribadi sungkan, terpaksa menggunakan WAG sebagai media komunikasi. Syukur-syukur mantan gebetan ikutan merespon pesan yang disampaikan. Dari sahut menyahut di WAG, cinta lama yang belum kelar, akhirnya bersemi kembali. Siapa sih yang gak senang diperhatikan orang lain? Apalagi kalau mantan gebetan masih cantik atau ganteng seperti dulu. Atau malah lebih cantik/ganteng dan memiliki posisi penting di tempatnya bekerja. Kekaguman yang dulu ada semakin bertambah.

Kalau kebetulan orang tersebut saat ini juga sukses, bisa jadi muncul keberanian untuk mencoba mendekati mantan gebetan kalau mantan gebetan jomlo. 

Dulu sebagai mahasiswa, uang kiriman orang tua pas-pasan atau bahkan kurang. Ini menjadi salah satu alasan tidak berani mengutarakan perasaan cintanya ke mantan gebetan. Atau karena alasan gak tajir ini, mantan gebetan menolak. Sekarang dengan kesuksesan yang diraih, kepercayaan diri pun bertambah. Siapa tahu kali ini gebetan baru yang tadinya mantan gebetan menerima cintanya.

Menjadi berbahaya kalau orang tersebut ternyata sudah menikah dan kemudian mulai membandingkan pasangannya dengan mantan gebetan. Padahal sebelum bergabung WAG, hubungan dengan pasangan baik-baik saja. Kalau sang mantan gebetan memberi respon bak gayung bersambut. Kemungkinan terjadi perselingkuhan secara emosional semakin besar. Apalagi kalau hubungan saat ini dengan pasangan sedang hambar-hambarnya, komunikasi dengan mantan gebetan menjadi semacam oase. Kalau tidak mawas diri, bukan hanya terjadi perselingkhuan secara emosional, tapi jadi selingkuh benaran.

Ada lagi cerita yang lain. Kalau admin grup yang tahu kisah cinta bertepuk sebelah tangan ini iseng jahilin temannya. Semua rahasia dapur untuk mendapatkan hati sang pujaan di masa lalu terbongkar di WAG dan dijadikan banyolan. Dengan alasan nostalgia masa lalu akan mempererat hubungan anggota grup. 

Teman-teman lain yang dulu tidak tahu cerita di balik layar, jadi tahu dan ikut-ikutan menertawakan atau memberikan komentar yang menohok. Mau marah dan tersinggung juga gak bisa. Padahal mungkin orang tersebut telah berusaha mati-matian mengubur rasa kasih tak sampainya itu jauh-jauh dan akhirnya memutuskan menikah dengan pasangannya sekarang. 

Apa boleh buat, luka lama terkorek kembali. Mau tidak mau supaya gak dibilang baperan, banyolan teman-teman jahil tadi terpaksa direspon dengan hati meringis. Atas nama persahabatan, terpaksa menerima dijadikan bulan-bulanan.

Kalau sang mantan gebetan tidak merespon guyonan tersebut, biasanya banyolan itu mereda dengan sendirinya. Tapi kalau sang mantan gebetan ikut-ikutan berkomentar nyelekit, hati pun jadi panas. Yang tadinya sudah move-on, jadi gak jadi move-on. Merasa tersinggung dan marah. Syukur-syukur kemarahannya tidak merembet ke istri dan anak-anaknya.

Yang tidak disadari teman-teman yang membuat “sejarah kelam” masa lalu menjadi banyolan adalah, orang yang menjadi korban bisa jadi belum move-on dengan kisah cinta tak sampainya. Masih merasa sakit hati ditolak dulu. Bisa jadi menikah dengan pasangannya saat ini bukan karena cinta, tapi karena terpaksa. Entah karena usia yang semakin bertambah sehingga dituntut orang tua untuk segera menikah atau karena supaya gak kesepian. Apalagi kalau hingga saat ini, yang bersangkutan belum menikah. Benar-benar jadi tidak bisa move-on.  “Sungguh teganya teganya teganya dirimu”.

Jadi sebenarnya bagaimana etika berkomunikasi di WAG? Sah-sah saja kalau mau ngebanyol agar suasana WAG ramai dan hidup, tapi harus peka juga dengan perasaan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun