Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Telkom Karawang Lemot

21 Juli 2017   23:42 Diperbarui: 22 Juli 2017   08:43 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani Modern, dok pribadi

Pada hari Rabu, 19/7 di rumah Yani Nurhayati, alamat dusun Krajan, Klari,  RT/RW:001/001 Karawang, pelanggan Indihome PT Telkom, No Pelanggan: 0201330859xxxxxx, No Jastel: 026784xxxxx.

Siang itu, tiba-tiba Komputer PC, Laptop, netbook dan handphone mendadak tidak bisa mengakses internet. Modem berkedip-kedip warna merah, sudah di restart berulang kali masih tetap sama. Celingak-celinguk tidak bisa berbuat apa-apa, akhirnya pasrah, praktis jaringan internet divonis putus, blank.! "gangguan," katanya.

Segera Yani menelepon kantor Telkom No 1447, dia melaporkan kondisi gangguan internet yang dialaminya, bla..bla..bla.., yang kemudian direspon oleh pihak Telkom Karawang lewat SMS berbunyi, "Pelangan Yth, laporan gangguan internet 1228132xxxxx telah didaftarkan dengan tiket No IN 182xxxxx, Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terima kasih.

Besoknya, tgl 20/7, Yani datang ke kantor Telkom Karawang yang terletak di depan Alun-alun Masjid Agung Karawang, sekalian membayar tagihan biaya Indihome, yakni, biaya sewa STR/Modem, PPN, materai, total pembayaran Rp 536. 500, Kemudian ikut antrian ke bagian pengaduan secara lisan kepada karyawan Telkom yang cantik dan ramah-tamah, "Pengaduan ini telah saya sampaikan kepada teknisi dan akan ditangani secepatnya," ujar karyawan yang ruangannya masih satu atap dalam gedung Telkom tersebut.

Bersamaan dengan itu, di ponselnya masuk SMS pemberitahuan dari Telkom berbunyi, "Pelanggan yth, gangguan internet 1228132xxxxx, tiket No IN 182xxxxx akan ditangani teknisi ATE perkiraan perbaikan tgl 20 Juli 2017".

Alangkah senangnya Yani, hari itu juga semua urusannya bisa beres. Dia langsung berjalan lenggang-kangkung  pulang ke rumahnya. Dalam pikirannya terbayang, sekali lapor langsung beres, bisnis online-nya lancar, anak-anak dan keponakan yang masih SMP/SMA berprilaku anteng di depan komputer, browsing dan main game, apalagi anak perempuannya yang kuliah smester akhir, paling rewel, seolah dirinya tak bisa hidup tanpa HP, laptop dan browsing  internet di setiap detiknya, "saya lagi bikin tugas kuliah, mau KKN, kalo  nggak  konek  internet kacau, semua berantakan, bete," ujarnya.

Namun setelah sampai di rumah, dan setelah ditunggu-tunggu sampai beduk magrib, ternyata petugas teknisi Indihome dari Telkom Karawang yang berjanji akan memperbaiki kerusakan jaringan internet di rumahnya hari itu juga tidak muncul batang hidungnya. "saya kecewa sekali sama PT Telkom Karawang tidak konsekuen, seharusnya mereka tidak berjanji hari ini juga kerusakan bisa diselesaikan, jadi kami tidak nunggu-nunggu, jadi terganggu mau beraktivitas di luar rumah. 

Selain itu saya juga harus merogoh kocek  ekstra, ratusan ribu rupiah terpaksa harus dikeluarkan untuk beli paket kuota internet di konter HP, walau hanya untuk sementara saja, sampai dilakukan perbaikan kerusakan jaringan internet oleh teknisi PT Telkom Karawang, padahal kan saya sudah bayar, saya kecewa karena Telkom lambat bertindak," keluh Yani.

Menurut Heigel, seorang aktivis, LBH Jaringan Hukum Indonesia (JHI) dan pengamat sosial budaya yang tinggal di Karawang mengatakan, melihat fakta empiris ini terbukti bahwa yang dulunya - 20 tahun lalu - masyarakat Karawang terdiri dari kelompok masyarakat agraris tradisionalis, kini telah berubah drastis menjadi masyarakat industrialis modern. Culture Shock, kekagetan peradaban. Transisi masyarakat pedesaan konservatif  menjadi masyarakat perkotaan modern, liberalis. Gedung tinggi, hotel dan mall dibangun di mana-mana, bahkan kavling, kontrakan, kos-kosan dibangun oleh masyarakat itu sendiri. daripada menggarap sawah lebih menguntungkan membangun kontrakan di atas sawah tersebut, atas perrtimbangan laba-rugi.

"Lihatlah kawasan industri KIIC (Karawang International Industrial City) dulunya itu kan sawah, kini berubah menjadi pabrik-pabrik, air di sungai Citarum semakin bau, becek dan kotor akibat limbah industri. Anak petani berubah menjadi buruh, lalu-lintas semakin padat, dipinggiran irigasi yang dulu airnya untuk mengaliri sawah, waktu itu program Swa Sembada Pangan zaman Soeharto, hasil padinya bisa menyumbang kelaparan di Afrika. Kini area itu telah berubah menjadi perumahan. Perubahan terjadi sangat cepat, begitupula masyarakatnya beradaptasi.

Dalam masyarakat yang transisi itu perubahah atmosfer dunia kapitalis industrialis menjadi sangat kuat, bahkan menjungkirbalikkan tata nilai sosial budaya masyarakat. Semua ingin serba cepat, waktu menjadi non stop, instant, transaksi cepat keuangan. Globalisasi, Internet of  Things atau IoT, konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus menjadi wajib. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun