Mata kuliah Pendidikan Pancasila tidak hanya mata kuliah wajib. Lebih dari itu, pendidikan pancasila merupakan upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong mahasiswa aktif mengembangkan diri. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian dan keahlian yang relevan dengan bidang studinya.
Pendekatan yang digunakan adalah student centered learning, di mana mahasiswa didorong untuk mengasah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuannya jelas: membekali generasi muda agar mampu menjadi pemimpin di masa depan, dengan nilai-nilai Pancasila sebagai aturan penuntun.
Pentingnya pendidikan Pancasila semakin terasa di tengah derasnya arus globalisasi. Kita sebagai mahasiswa adalah calon pemegang selanjutnya kepemimpinan bangsa, dituntut untuk memiliki jiwa kebangsaan yang kokoh agar tidak mudah terpengaruh oleh pemahaman asing yang bertentangan dengan bangsa.Â
- Mengenai tantangan pancasila ada radikalisme dan intoleran, apa sikap radikalisme yg menjadi tantangan itu sendiri dan sikap kita ?
Radikalisme menjadi tantangan nyata bagi Pancasila karena hadirnya sikap-sikap yang berbahaya bagi persatuan bangsa. Tantangan itu dapat terlihat dari upaya memaksakan pandangan lain untuk menggantikan Pancasila, sikap intoleran yang tidak menghargai perbedaan agama, budaya, dan suku, hingga penggunaan kekerasan sebagai cara mencapai tujuan. Radikalisme juga ditandai dengan penolakan terhadap demokrasi dan musyawarah, serta penyebaran ujaran kebencian yang dapat memecah belah bangsa.
Menghadapi hal tersebut, kita perlu menguatkan keyakinan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang tidak bisa tergantikan. Toleransi dan penghormatan pada perbedaan harus dijaga, persatuan bangsa diutamakan, dan konflik dihindari. Di era sekarang, berpikir kritis penting agar tidak mudah terprovokasi oleh hoaks atau propaganda. Selain itu, jalan musyawarah dan dialog damai harus selalu dikedepankan, sementara peran aktif dalam menyebarkan nilai positif, baik di lingkungan sekitar maupun media sosial, menjadi cara nyata untuk melawan radikalisme.
- Apakah generasi saat ini sudah menaati nilai-nilai pancasila?
Generasi sekarang tidak seluruhnya sudah mananamkan nilai pancasila pada kehidupan mereka. Di satu sisi, banyak yang sudah menunjukkan kepedulian sosial, melakukan gotong royong lewat kegiatan komunitas, aksi kemanusiaan, dan menggunakan produk lokal. Namun di sisi lain, masih sering terlihat perilaku yang bertentangan dengan Pancasila. Seperti, terjadi penyebaran hoaks atau ujaran kebencian di media sosial, gampangnya terpecah karena perbedaan agama atau pendapat.
- Bagaimana peran mahasiswa sebagai "Agent of Change" dapat mengimplementasikan Pancasila dalam menghadapi tantangan di era digital saat ini?
Mahasiswa harus mampu membedakan mana berita yang benar (fakta) dan mana yang hoaks atau provokasi. Lalu menggunakan media sosial sebagai wadah untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang toleransi, persatuan, dan keragaman. Mahasiswa juga harus menggunakan platform digital untuk menyuarakan aspirasi dan mengkritik kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Serta dapat menciptakan konten-konten edukatif atau kampanye digital yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, keadilan, dan kemanusiaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI