Mohon tunggu...
Haykal Azharil f
Haykal Azharil f Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Perubahan Kepemimpinan Politik terhadap Kebijakan Ekonomi Internasioonal

29 Februari 2024   13:40 Diperbarui: 29 Februari 2024   15:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh perubahan kepemimpinan politik terhadap kebijakan ekonomi internasional

Setiap negara pastinya mengalami pergantian kepemimpinan, oleh karna itu Perubahan kepemimpinan politik di tingkat internasional sering kali menyebabkan perubahan dalam kebijakan ekonomi internasional. Pemimpin politik dapat menghadirkan ideologi baru, prioritas kebijakan yang berbeda, dan pendekatan yang berbeda terhadap kerja sama internasional. Hal ini dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap hubungan ekonomi antarnegara, perdagangan internasional, dan stabilitas keuangan global.

Setiap pemimpin politik memiliki pandangan, nilai, dan tujuan yang berbeda terkait dengan kebijakan ekonomi. Misalnya, pemimpin yang menganut paham proteksionis mungkin akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi industri dalam negeri dan meningkatkan hambatan perdagangan. Sementara itu, pemimpin yang menganut paham liberalisasi perdagangan dapat memprioritaskan pembukaan pasar dan meningkatkan kerjasama perdagangan internasional. 

Perubahan kepemimpinan politik yang mengakibatkan perubahan ideologi dan prioritas kebijakan dapat membawa perubahan kebijakan ekonomi internasional di setiap negara. Negara-negara yang terlibat dalam perdagangan seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dan pendekatan yang beragam. Ketika terjadi perubahan kepemimpinan politik, posisi dan prioritas negara dapat berubah. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika permainan dan kemungkinan mencapai kesepakatan perdagangan yang saling menguntungkan. Perubahan kepemimpinan politik dapat merusak kontinuitas perundingan dan memperlambat kemajuan dalam mencapai kesepakatan perdagangan.

Pemimpin politik yang baru dapat memperkenalkan kebijakan yang berbeda terkait regulasi sektor keuangan, termasuk peraturan perbankan, pasar modal, dan stabilitas keuangan. Perubahan kepemimpinan politik dapat mempengaruhi dinamika regulasi keuangan global, termasuk kolaborasi antarnegara dalam mengatasi krisis keuangan dan pengawasan terhadap lembaga keuangan internasional. 

Perubahan dalam regulasi keuangan global dapat berdampak pada stabilitas ekonomi internasional dan arah kebijakan ekonomi negara-negara lain. Perubahan tersebut dapat menimbulkan perselisihan dalam hubungan ekonomi antarnegara, mengganggu kerjasama perdagangan, mengubah arah kebijakan perdagangan, dan mempengaruhi stabilitas keuangan global. Implikasinya dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa kasus yang telah terjadi dalam dunia perekonomian internasional antara lain:

  • Arah Kebijakan Ekonomi


Perubahan kepemimpinan politik dapat mengubah arah kebijakan ekonomi secara signifikan. Contohnya, ketika Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 2016, ia menerapkan kebijakan "America First" yang berfokus pada proteksionisme dan nasionalisme ekonomi. Kebijakan ini berlawanan dengan kebijakan perdagangan bebas yang dianut oleh pemerintahan sebelumnya. Kebijakan "America First" yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump adalah contoh nyata bagaimana perubahan kebijakan politik dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi suatu negara. Di bawah kebijakan tersebut, pemerintahan Trump menerapkan pendekatan proteksionis dengan tujuan melindungi industri dalam negeri dan meningkatkan keseimbangan perdagangan. 

Salah satu kebijakan utama yang diambil adalah pengenaan tarif impor yang tinggi terhadap beberapa negara mitra dagang Amerika Serikat, terutama Tiongkok. Langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan Tiongkok dan mendorong produsen Amerika untuk memilih produk-produk domestik. Meskipun tujuannya adalah untuk melindungi industri dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja di AS, kebijakan tersebut juga memicu ketegangan perdagangan global dan mempengaruhi hubungan ekonomi internasional.

Pendekatan proteksionis dalam kebijakan ekonomi juga tercermin dalam keputusan Trump untuk menarik Amerika Serikat dari beberapa perjanjian perdagangan multilateral, seperti Trans-Pacific Partnership (TPP) dan merenegosiasi North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang kemudian menjadi United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA) ). Hal ini menunjukkan pergeseran dalam prioritas kebijakan perdagangan internasional AS, dengan fokus yang lebih besar pada perlindungan kepentingan domestik.

di sisi lain, kebijakan imigrasi juga menjadi bagian dari arah kebijakan ekonomi yang berubah di bawah pemerintahan Trump. Kebijakan pemberlakuan imigrasi yang lebih ketat dan penolakan terhadap migran yang masuk ke Amerika Serikat berdampak pada sektor-sektor ekonomi tertentu, seperti industri pertanian dan jasa rumah tangga. Kebijakan ini mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja pada sektor-sektor tersebut dan mempengaruhi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

  • Hubungan Bilateral dan Multilateral

Perubahan kepemimpinan politik dapat memengaruhi hubungan bilateral dan multilateral antar negara. Contohnya, Setelah terpilih sebagai presiden Brasil, Jair Bolsonaro menerapkan pendekatan yang lebih nasionalis dan proteksionis dalam kebijakan luar negeri dan perdagangan. Salah satu langkah yang diambilnya adalah menarik Brazil dari beberapa perjanjian internasional. Misalnya, pada tahun 2019, Bolsonaro mengumumkan niatnya untuk menarik Brazil dari Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. Keputusan ini menimbulkan kontroversi dan meningkatkan ketegangan dengan beberapa negara dan organisasi internasional yang berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim.

  • Stabilitas Ekonomi Global

Perubahan kepemimpinan politik di negara-negara besar dapat memengaruhi stabilitas ekonomi global. Contohnya, krisis keuangan global tahun 2008 dipicu oleh berbagai faktor, termasuk perubahan kepemimpinan politik di Amerika Serikat. Krisis keuangan global 2008 berawal dari gelembung perumahan di Amerika Serikat yang pecah, yang kemudian berdampak luas pada sektor keuangan global. Salah satu faktor yang mempengaruhi krisis ini adalah kebijakan perumahan dan keuangan yang diterapkan oleh pemerintahan AS sebelumnya, termasuk deregulasi sektor keuangan yang memungkinkan praktik kredit yang berisiko tinggi. Pada saat itu, George W. Bush menjabat sebagai presiden Amerika Serikat hingga Januari 2009, saat krisis sedang berlangsung. Meskipun perubahan kebijakan politik di AS tidak secara langsung menyebabkan krisis keuangan global, kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya turut berperan dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya krisis.

Contoh lainya, di Uni Eropa ketika Ursula von der Leyen terpilih sebagai presiden Komisi Eropa pada tahun 2019, ia menggaris bawahi isu perubahan iklim dan digitalisasi sebagai prioritas utama. Pendekatan ini berbeda dengan fokus pada stabilitas ekonomi yang dianut oleh pendahulunya, Jean-Claude Juncker.

Jean-Claude Juncker, selama masa jabatannya sebagai presiden Komisi Eropa sebelum Ursula von der Leyen, memprioritaskan upaya pemulihan ekonomi dan stabilitas keuangan di Uni Eropa. Ia terlibat dalam mengatasi krisis utang zona euro dan berupaya memperkuat kerjasama fiskal antara negara-negara anggota. Tujuan Juncker adalah membangun kembali kepercayaan terhadap perekonomian Uni Eropa dan memastikan stabilitas di kawasan tersebut.

Namun, dengan terpilihnya Ursula von der Leyen, terjadi pergeseran dalam fokus kebijakan Komisi Eropa. Von der Leyen memandang perubahan iklim dan digitalisasi sebagai tantangan utama yang dihadapi Uni Eropa dan memprioritaskannya dalam agenda kebijakan. Pada tahun 2019, ia memperkenalkan European Green Deal yang bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan dan rendah karbon di Uni Eropa. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya investasi dalam teknologi digital dan inovasi.

Perubahan ini mencerminkan visi dan prioritas yang berbeda dari dua presiden Komisi Eropa tersebut. Fokus pada perubahan iklim dan digitalisasi oleh Ursula von der Leyen menunjukkan penekanan yang lebih besar pada isu-isu lingkungan dan transformasi digital dalam upaya untuk menghadapi tantangan masa depan.

Perubahan kepemimpinan politik dapat memengaruhi kebijakan ekonomi internasional dalam berbagai cara. Hal ini penting untuk dipertimbangkan oleh para pelaku bisnis dan investor ketika mereka membuat keputusan investasi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun